1. Doa perempuan lebih makbul dari pada laki-laki karena sifat penyayang mereka lebih kuat dari laki-laki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, baginda SAW menjawab,
“Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia”.
2. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
3. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.
4. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
5. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
6. Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.
7. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, darajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takut kepada Allah SWT dan orang yang takut akan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
8. Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang membuat senang anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS.
9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
10. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.
11. Satu perempuanyang solehah lebih baik daripada 1,000 lelaki yang soleh.
12. Aisyah berkata,
“Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap perempuan?
Jawab rasulullah, “Suaminya”.
“Siapa pula berhak terhadap lelaki?”
Jawab Rasulullah, “Ibunya”.
13. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu lebih dahulu.
14. Perempuan yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selagi dia taat kepada suaminya serta menjaga sembahyang dan puasanya.
15. Perempuan yang taat berkhidmat kepada suaminya akan ditutup pintu-pintu neraka baginya dan dibukakan pintu-pintu syurga untuknya. Masuklah dia kedalam surga dari pintu yang dia kehendaki tanpa dihisab.
16. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
17. Perempuan yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Nabi SAW) di dalam syurga.
18. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga.
19. Dari Aisyah r.a, “Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.”
20. Didalam kitab suci Al-Qur’an terdapat surat dengan nama an-Nisa yang artinya para wanita tetapi tidak didapati surat dengan nama ar-Rijal (laki-laki). Setiap kata yang tersemat didalam kitab suci al-Qur’an (apalagi sub-induknya alias judul surat) mengandung pengertian yang agung, sesuatu hal yang besar dan harus mendapat perhatian dari para makhluk.
Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi para perempuan.
Senin, 24 September 2012
Selasa, 18 September 2012
Mujahidah dizaman Rasulullah
Jika kita membaca sejarah para sahabat perempuan di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kita akan banyak menemukan kekaguman-kekaguman yang luar biasa. Mereka bukan hanya berilmu, berakhlaq, pandai membaca Al Qur'an, tapi juga jago pedang, berkuda dan memanah, dan tidak sedikit yang juga menjadi "dokter" yang pintar mengobati para sahabat yang terluka di medan perang. Bahkan, ada di antara mereka yang terpotong tangannya karena melindungi Rasulullah! Subhanallah... Simak kisah mereka..
Nusaibah si Jago Pedang
Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang perempuan mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang pemimpin orang-orang beriman.
Kata Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam kemudian, "Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud kecuali aku melihat Nusaibah binti Ka'ab berperang membelaku."
Memang Nusaibah binti Ka'ab Ansyariyah demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju mengibas-ngibaskan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah, adalah pahlawan wanita Islam yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dalam menunaikan Baitur Ridhwan, yaitu suatu janji setia untuk sanggup mati syahid di jalan Allah.
Nusaibah adalah satu dari dua perempuan yang bergabung dengan 70 orang lelaki Ansar yang berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu ia ditemani suaminya Zaid bin Ahsim dan dua orang puteranya: Hubaib dan Abdullah. Wanita yang seorang lagi adalah saudara Nusaibah sendiri. Pada saat baiat itu Rasulullah menasihati mereka, "Jangan mengalirkan darah denga sia-sia."
Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua orang anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berdiri tanpa perisai. Seorang Muslim berlari mundur sambil membawa perisainya, maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berseru kepadanya, "berikan perisaimu kepada yang berperang." Lelaki itu melemparkan perisainya yang lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: "…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka."
Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, "Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.' Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibny Qumaiah memukulku."
Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, "Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di surge!" Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anaknya, "Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini."
Subhanallah, sungguh setianya beliau kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam.
Khaulah binti Azur (Ksatria Berkuda Hitam)
Siapa Ksatria Berkuda Hitam ini? Itulah Khaulah binti Azur. Dia seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan tombak, dan terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.
Diriwayatkan betapa dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Seperti singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.
Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja itu. Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwa the Black Rider, di penunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita!
Keberanian Khaulah teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya. Katanya, "Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Dimana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!"
Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para Muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri. "Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.
Dikisahkan bahwa akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh! Subhanallah…
Nailah si Cantik yang Pemberani
Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan suaminya sendiri memujinya begini: "Saya tidak menemui seorang wanita yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia mengalahkan akalku." Subhanallah!
Mereka menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.
Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur'an. Tetesan darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, "Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka."
Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata N`ilah tumpah ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu, Nailah lalu berdoa, "Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!"
Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta!
Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.
Nailah memandang kesetiaan terhadap suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya dan juga kerabatnya. Ia selalu mendahulukan keutamaannya, mengingat kebaikannya di setiap tempat dan kesempatan. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, "Sungguh kalian telah membunuhnya padahal ia telah menghidupkan malam dengan Al Qur'an dalam rangkaian rakaat."
Subhanallah yah, ternyata umat muslim juga memiliki jagoan wanita yang memang nyata adanya, semoga kita, para muslimah dapat mengambil teladan dari mereka, aamiin.
Sumber: • Al-Ekhlaas Islamic Page
Nusaibah si Jago Pedang
Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang perempuan mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang pemimpin orang-orang beriman.
Kata Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam kemudian, "Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud kecuali aku melihat Nusaibah binti Ka'ab berperang membelaku."
Memang Nusaibah binti Ka'ab Ansyariyah demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju mengibas-ngibaskan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah, adalah pahlawan wanita Islam yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dalam menunaikan Baitur Ridhwan, yaitu suatu janji setia untuk sanggup mati syahid di jalan Allah.
Nusaibah adalah satu dari dua perempuan yang bergabung dengan 70 orang lelaki Ansar yang berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu ia ditemani suaminya Zaid bin Ahsim dan dua orang puteranya: Hubaib dan Abdullah. Wanita yang seorang lagi adalah saudara Nusaibah sendiri. Pada saat baiat itu Rasulullah menasihati mereka, "Jangan mengalirkan darah denga sia-sia."
Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua orang anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berdiri tanpa perisai. Seorang Muslim berlari mundur sambil membawa perisainya, maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berseru kepadanya, "berikan perisaimu kepada yang berperang." Lelaki itu melemparkan perisainya yang lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: "…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka."
Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, "Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.' Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibny Qumaiah memukulku."
Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, "Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di surge!" Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anaknya, "Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini."
Subhanallah, sungguh setianya beliau kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam.
Khaulah binti Azur (Ksatria Berkuda Hitam)
Siapa Ksatria Berkuda Hitam ini? Itulah Khaulah binti Azur. Dia seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan tombak, dan terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.
Diriwayatkan betapa dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Seperti singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.
Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja itu. Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwa the Black Rider, di penunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita!
Keberanian Khaulah teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya. Katanya, "Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Dimana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!"
Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para Muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri. "Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.
Dikisahkan bahwa akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh! Subhanallah…
Nailah si Cantik yang Pemberani
Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan suaminya sendiri memujinya begini: "Saya tidak menemui seorang wanita yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia mengalahkan akalku." Subhanallah!
Mereka menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.
Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur'an. Tetesan darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, "Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka."
Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata N`ilah tumpah ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu, Nailah lalu berdoa, "Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!"
Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta!
Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.
Nailah memandang kesetiaan terhadap suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya dan juga kerabatnya. Ia selalu mendahulukan keutamaannya, mengingat kebaikannya di setiap tempat dan kesempatan. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, "Sungguh kalian telah membunuhnya padahal ia telah menghidupkan malam dengan Al Qur'an dalam rangkaian rakaat."
Subhanallah yah, ternyata umat muslim juga memiliki jagoan wanita yang memang nyata adanya, semoga kita, para muslimah dapat mengambil teladan dari mereka, aamiin.
Sumber: • Al-Ekhlaas Islamic Page
Kematian Hati
Alm. K.H. Rahmat ‘Abdullah (Ketua Yayasan IQRO Bekasi)
Sang Murabbi: K.H. Rahmat 'AbdullahSang Murabbi: K.H. Rahmat ‘Abdullah
Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya.
Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa,tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.
Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.
Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri. Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidak tahuan mereka”, ucapnya lirih.
Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana,lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidak-sesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang.
Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma’siat menggodamu dan engkau meni’matinya? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia?
Senin, 10 September 2012
Mari berkomitmen bersama untuk latihan rutin
hasil rakorwil II SANTIKA JATIM yang dilaksanakan tanggal 8 Sept 2012 di Surabaya kemarin bahwa kader santika berkomitmen untuk melakukan latihan rutin dengan kurikulum sebagai berikut :
Sesuai Kurikulum latihan Rutin:
• Push Up – Sit Up – Back up tiap hari @ 10 kali
• Lari/ Jalan cepat min 1 bulan sekali (3km)
• Senam PKS dan PKS N setiap 2 minggu sekali secara bergantian
• Streching seminggu sekali
• Berlatih tali temali dasar setiap minggu
• Berlatih PBB setiap 2 minggu sekali (min 15 menit)
• Renang minimal 2 bulan sekali
• Memasak 1 minggu sekali
semoga dengan apa yang kita usahakan ini bisa menjadikan tubuh sehat dan bugar serta senantiasa bersiap siaga dalam setiap dakwah ini
semangat... be healthy muslimah
Minggu, 09 September 2012
KARAKTERISTIK MUSLIM SEJATI" oleh (Alm) Ust. Rahmat Abdullah
Jadilah kalian orang-orang yang
atsbatuhum mauqiifan .. yang paling kokoh atau tsabat sikapnya
arhabuhum shadran .. yang paling lapang dadanya
a’maquhum fikran .. yang paling dalam pemikirannya
ausa’uhum nazharan .. yang paling luas cara pandangnya
ansyatuhum ‘amalan .. yang paling rajin amal-amalnya
aslabuhum tanzhiman .. yang paling solid penataan organisasinya
aktsaruhum naf’an .. yang paling banyak manfaatnya
1. Atsbatuhum mauqiifan (tsabat sikapnya)
Tsabat adalah nafas rijalul haq sepanjang zaman. Ia adalah nafas Al Khalil Ibrahim as yang selalu sehat berenergi bahkan ketika menghadapi gunungan kayu yang akan melahapnya, Bilal yang tegar ditindih batu, Sumayyah martir syahidah muslimah, dan sahabat yang lain.
”Orang-orang yang tsabat harus bersabar atas anggapan bahwa perjuangan mereka dibayar, cita-cita mereka disetir, dan tujuan mereka dunia, sehingga semua tak ada yang tabu. Sogok, suap, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan, fitnah, pemutarbalikan fitnah mereka halalkan, tak peduli bendera apapun yang mereka kibarkan : demokrasi, kekyaian ataupun HAM. .. Maka diperlukan ketsabatan untuk sampai pada saatnya masyarakat memahami kiprah da’i yang sesungguhnya, jauh dari prasangka mereka yang selama ini terbangun oleh kerusakan perilaku da’wah oleh sebagian kalangan.” (Untukmu Kader Dakwah, Rahmat Abdullah)
Tsabat artinya memiliki kekokohan sikap dan keteguhan prinsip, amanah, dan profesional dalam segala hal. Tidak menggadaikan prinsip dengan materi, tidak menukar keyakinan dengan jabatan. Bekerjalah dan berkaryalah dengan keyakinan sikap dan prinsip untuk membuktikan janji, meneguhkan komitmen untuk meraih taqwa.
Yakinlah dengan jaminan Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”” (QS Fushshilat 41:30)
2. Arhabuhum shadran (lapang dadanya)
Sikap paling menonjol dari Nabi saw adalah lapang dada, selalu ridha, optimis, berpikir positif, tidak mempersulit diri dan orang lain, memudahkan, menggembirakan, menebar kebaikan dan senyuman. Teladanilah Rasulullah, untuk mendidik diri agar lebih rahmat, penuh kelembutan dan berlimpah kasih sayang terhadap siapa saja. Itulah keshalihan sosial yang kekuatannya luar biasa.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka..” (QS Al Imran 3:159)
3. A’maquhum fikran (dalam pemikirannya)
4. Ausa’uhum nazharan (luas cara pandangnya)
Point ke tiga dan ke empat ini digabungkan dalam satu frase: spesialis dan berwawasan global. Dengan spesialisasi, diharapkan fokus pada keahlian atau keterampilan tertentu, sehingga memiliki daya saing yang tinggi. Dan dengan berwawasan global, diharapkan tidak berpikiran sempit dan ‘terkotak-kotak’ pada bidang tertentu, sehingga melupakan kepaduan pemahaman terhadap ilmu dan pengembangan dunia kontemporer. Hal ini dicontohkan oleh pribadi para ilmuwan Islam masa lalu, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al Biruni, dan lain-lain. Mereka adalah spesialis pada bidang-bidang tertentu, tetapi memiliki wawasan global terhadap perkembangan dunia di masanya.
”Belajarlah menggabungkan antara pengetahuan yang komprehensif, bersifat lintas disiplin dan generalis dengan penguasaan yang tuntas terhadap satu bidang ilmu sebagai spesialisasinya. Dengan begitu, sebagai seorang dai, Anda senantiasa berbicara dengan isi yang luas dan dalam, integral dan tajam, berbobot dan terasa penuh.” ( Anis Matta)
5. Ansyatuhum ‘amalan (rajin amal-amalnya)
“Sesungguhnya amal yang dicintai Allah adakah yang berkelanjutan, meski itu sedikit.” Adalah bukan perkara mudah untuk istiqomah dalam amal ibadah, tapi mungkin dan bisa, asalkan kita membiasakan. At first we make habbit, at last habbit make you. Keseriusan, ketekunan dan kerja keras itulah yang mengantarkan seseorang pada derajat mulia, seperti ketekunan Bilal bin Rabbah yang menjaga dengan istiqomah kondisi suci dengan wudhu dan sholat 2 rakaat setelahnya yang berbuah surga.
6. Aslabuhum tanzhiman (solid penataan organisasinya)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
(QS Ash Shaff 61:4).
”Kita hidup dalam sebuah zaman yang oleh ahli-ahlinya dicirikan sebagai masyarakat jaringan, masyarakat organisasi. Semua aktivitas manusia dilakukan di dalam dan melalui organisasi; pemerintahan, politik, militer, bisnis, kegiatan sosial kemanusiaan, rumah tangga, hiburan, dan lain-lain. Itu merupakan kata kunci yang menjelaskan, mengapa masyarakat modern menjadi sangat efektif, efisien, dan produktif. Masyarakat modern bekerja dengan kesadaran bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada pada setiap individu sesungguhnya dapat dihilangkan dengan mengisi keterbatasan mereka itu dengan kekuatan-kekuatan yang ada pada individu-individu yang lain.” ( Anis Matta)
Bagaimanapun, kata Imam Ali bin Abi Thalib r.a “Kebenaran yang tak terorganisir akan terkalahkan oleh kebatilan yang terorganisir”. Musuh-musuh kita mengelola dan mengorganisasi pekerjaan-pekerjaan mereka dengan rapi, sementara kita bekerja sendiri-sendiri, tanpa organisasi, dan kalau ada, biasanya tanpa manajemen. Seorang penumpang bis kalah ’sukses’ dengan ‘jamaah’ penjambret.
Copet-copet bisa ’sukses’ karena organisasinya solid, jibakunya luar biasa. Jaringan narkoba ’sukses’ karena ketaatan dan kedisiplinan menjaga ’amanah’ jaringan mereka. Maka bila mereka bisa bersatu dalam dosa dan kejahatan, apatah lagi yang berjuang di jalan Allah, harus lebih rapi dan solid lagi dalam penaatan organisasi.
7. Aktsaruhum naf’an (banyak manfaatnya)
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”(HR. Tirmidzi)
Raihlah bahagia dengan berkiprah, ringan membantu sesama dan senang membahagiakan orang. Jadilah pribadi andal layaknya bibit yang baik. Bibit yang baik, kata Imam Syahid Hasan Al-Banna dalam “Mudzakirat Da’wah wa Ad Da’iyah”, di manapun ia ditanam akan menumbuhkan pohon yang baik pula. Itulah sebaik-baik manusia, shalih linafsihi hingga naafi’un lighairihi. ”Perumpamaan mukmin itu seperti lebah. Ia hinggap di tempat yang baik dan memakan yang baik, tetapi tidak merusak.” (HR. Thabrany) “Perumpamaan seorang mukmin adalah seperti sebatang pohon kurma. Apapun yang kamu ambil darinya akan memberikan manfaat kepadamu.” (HR. Ath-Thabrani) Milikilah Allah dengan selalu dekat dengan-Nya. Milikilah Rasulullah dengan mantaati dan meneladaninya. Milikilah syafaat Al Qur’an dengan membaca(tilawah), merenungkan(tadabbur), menghafalkan(tahfidz), mengamalkan dan mendakwahkannya. Miliki dengan memberi.
Wallahu ‘alam bish showab
Kamis, 16 Agustus 2012
Wanita-wanita Teladan
Namanya Ummu Haritsah. Ia mendengar anaknya meninggal dalam perang Badar terkena panah liar. Sebagai seorang ibu, tentu masih ada rasa kehilangan dalam dirinya. Namun ini adalah sosok ibu yang berbeda. Ibu dan wanita yang luar biasa.
Ummu Haritsah tak puas dengan hanya berita itu. Ia pun datang menghadap Rasulullah. Bukan untuk memastikan anaknya benar-benar telah mati. Tetapi untuk mendapatkan jawaban, apakah kematian anaknya itu tergolong syahid hingga membawanya ke surga, atau justru kematian yang mengantarkan ke neraka.
"Wahai Rasulullah," tanya Ummu Haritsah begitu berhasil menghadap Nabi, "di manakah posisi Haritsah? Jika di surga, maka saya ridha atas kematiannya. Namun jika di neraka saya akan meratapinya agar siksanya diringankan."
"Wahai Ummu Haritsah," jawab sang Nabi penuh wibawa, "Sesungguhnya Haritsah anakmu berada di surga Firdaus."
Subhaanallah. Bukan hanya surga, tetapi surga Firdaus, surga tertinggi, surga terindah. Mendengar itu tenanglah Ummu Haritsah. Kini ia pulang ke rumah dengan senyum merekah dan kebahagiaan yang membuncah.
***
Wanita lainnya bernama Khansa. Khansa binti Amru. Meski wanita, ia ikut dalam barisan jihad melawan pasukan Persia dalam perang Qadisiah. Bersamanya, empat putranya juga turut serta dalam perang yang terkenal itu.
Khansa membakar semangat putra-putranya. Ia memeperingatkan mereka agar tak gentar, apapun yang terjadi.
"Kalian telah beragama Islam dengan tulus," katanya dengan nada orasi, "kalian mengikuti kaum Muslimin tanpa ada yang memaksa. Kalian berasal dari satu ibu dan satu ayah. Demi Allah, ayah kalian bukanlah orang yang lemah. Paman-paman kalian juga bukan orang yang lemah."
Semangat bertempur empat putra perindu surga demikian menggebu. Tanpa rasa takut mereka menyerbu. Pasukan Persia menyambut dengan perlawanan seru. Pedang beradu. Denting suara senjata memenuhi telinga. Lalu satu per satu empat putra Khansa gugur hingga tak tersisa.
Bukannya sedih atau meratap, dari lisan Khansa terdengar syukur terucap. "Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kesyahidan mereka. Semoga kelak Allah mengumpulkan aku dengan mereka di surga."
***
Wanita-wanita luar biasa. Merekalah yang mampu mendidik putra-putrinya untuk berjihad membela agama. Merekalah yang menanamkan semangat berislam dan memperjuangkannya ke dalam jiwa buah hatinya.
Wanita-wanita luar biasa. Merekalah madrasah pertama yang mampu mengukir iman dalam hati anak-anaknya yang masih belia. Mencurahkan kasih sayang dan menumbuhkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka juga ikhlas melepas kepergian anak-anak tercinta ke medan juang, lahan jihad dan lapangan kehidupan.
Masihkah ada wanita-wanita luar biasa seperti Ummu Haritsah dan Khansa? Jawabnya, ada. Setiap zaman masih memungkinkan untuk melahirkan wanita-wanita seperti mereka. Asal kita tahu caranya dan mau mengadopsinya. Dan cara itu telah gamblang dibentangkan Allah dalam Al-Quran dan Rasulullah dalam sunnahnya. Manhaj Qur'ani dan manhaj Nabawi adalah jawabannya. Tarbiyah adalah kuncinya. Insya Allah. http://www.bersamadakwah.com/2012/03/wanita-wanita-luar-biasa.html
Ummu Haritsah tak puas dengan hanya berita itu. Ia pun datang menghadap Rasulullah. Bukan untuk memastikan anaknya benar-benar telah mati. Tetapi untuk mendapatkan jawaban, apakah kematian anaknya itu tergolong syahid hingga membawanya ke surga, atau justru kematian yang mengantarkan ke neraka.
"Wahai Rasulullah," tanya Ummu Haritsah begitu berhasil menghadap Nabi, "di manakah posisi Haritsah? Jika di surga, maka saya ridha atas kematiannya. Namun jika di neraka saya akan meratapinya agar siksanya diringankan."
"Wahai Ummu Haritsah," jawab sang Nabi penuh wibawa, "Sesungguhnya Haritsah anakmu berada di surga Firdaus."
Subhaanallah. Bukan hanya surga, tetapi surga Firdaus, surga tertinggi, surga terindah. Mendengar itu tenanglah Ummu Haritsah. Kini ia pulang ke rumah dengan senyum merekah dan kebahagiaan yang membuncah.
***
Wanita lainnya bernama Khansa. Khansa binti Amru. Meski wanita, ia ikut dalam barisan jihad melawan pasukan Persia dalam perang Qadisiah. Bersamanya, empat putranya juga turut serta dalam perang yang terkenal itu.
Khansa membakar semangat putra-putranya. Ia memeperingatkan mereka agar tak gentar, apapun yang terjadi.
"Kalian telah beragama Islam dengan tulus," katanya dengan nada orasi, "kalian mengikuti kaum Muslimin tanpa ada yang memaksa. Kalian berasal dari satu ibu dan satu ayah. Demi Allah, ayah kalian bukanlah orang yang lemah. Paman-paman kalian juga bukan orang yang lemah."
Semangat bertempur empat putra perindu surga demikian menggebu. Tanpa rasa takut mereka menyerbu. Pasukan Persia menyambut dengan perlawanan seru. Pedang beradu. Denting suara senjata memenuhi telinga. Lalu satu per satu empat putra Khansa gugur hingga tak tersisa.
Bukannya sedih atau meratap, dari lisan Khansa terdengar syukur terucap. "Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kesyahidan mereka. Semoga kelak Allah mengumpulkan aku dengan mereka di surga."
***
Wanita-wanita luar biasa. Merekalah yang mampu mendidik putra-putrinya untuk berjihad membela agama. Merekalah yang menanamkan semangat berislam dan memperjuangkannya ke dalam jiwa buah hatinya.
Wanita-wanita luar biasa. Merekalah madrasah pertama yang mampu mengukir iman dalam hati anak-anaknya yang masih belia. Mencurahkan kasih sayang dan menumbuhkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka juga ikhlas melepas kepergian anak-anak tercinta ke medan juang, lahan jihad dan lapangan kehidupan.
Masihkah ada wanita-wanita luar biasa seperti Ummu Haritsah dan Khansa? Jawabnya, ada. Setiap zaman masih memungkinkan untuk melahirkan wanita-wanita seperti mereka. Asal kita tahu caranya dan mau mengadopsinya. Dan cara itu telah gamblang dibentangkan Allah dalam Al-Quran dan Rasulullah dalam sunnahnya. Manhaj Qur'ani dan manhaj Nabawi adalah jawabannya. Tarbiyah adalah kuncinya. Insya Allah. http://www.bersamadakwah.com/2012/03/wanita-wanita-luar-biasa.html
Kamis, 31 Mei 2012
Menjadi Muslimah yang Sholeha, Cerdas dan TAngguh
Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya sebagian manusia ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup berbagai kejahatan, serta ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kejahatan dan penutup berbagai kebajikan. Berbahagialah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci-kunci pembuka kebaikan dan celakalah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci pembuka kejahatan.” (Silsilah Hadits shahih jilid tiga nomor 1332)
Dimulai dari sesuatu yang indah ketika kita membayangkan kesempurnaan seorang muslimah. Walaupun banyak yang salah paham akan makna keindahan yang terpapar di dalamnya. Semua bisa merasakan dan bisa mengubah perasaan kita ketika melihat air mukanya yang penuh cahaya. Itulah keindahan seorang muslimah. Tidak semua harus sama dan seragam. Masing-masing dari mereka unik, penuh pesona yang berbeda. Seperti juga sang bunda khadijah ra yang keibuan, seorang perawan cerdas yang kritis penuh tanya, Aisyah ra; ada juga sang perkasa nusaibah ra. Dan banyak lagi bintang-bintang lain yang selalu memberikan cahayanya masing-masing.
Maksudnya di sini adalah ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjadi seorang muslimah tangguh. Tidak dengan harus sama profesinya, mengolah sesuatu yang sama dan di lahan yang sama pula, akan tetapi kesamaan dalam hal tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari Ridho Allah swt.
Adapun cara untuk membangun semua itu:
1. Kekuatan ubudiyah.
Ketika hubungan kita dengan Allah swt sudah sedemikian kuatnya. Keikhlasan sudah menjadi keseharian kita maka akan terbentuk karakter yang kuat. Karakter yang muncul menjadi pribadi yang dinamis. Dalam diamnya dia menebar fikir dan dalam geraknya dia memotivasi orang lain. Dalam sedihnya dia menggugah dan dalam marahnya dia mengintrospeksi.
Demikian juga ketika kekuatan ubudiyah itu hadir dalam kemampuan memenej diri dan sekelilingnya. Hal itu akan menjadi kekuatan yang menginternalisasi. seperti, tepat dalam mengambil keputusan di saat yang sempit, itqon dalam mengerjakan sesuatu hingga masalah yang teknis operasional sekalipun.
Suatu ketika, datanglah seorang wanita dari Mesir untuk menemui Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ia menanyakan istananya kepada orang-orang, lalu mereka menunjukkan rmhnya. Di rmh itu ia menjumpai seorang wanita yang duduk di sebuah tikar yang bertambal, dan mengenakan pakaian yang sudah usang. Juga melihat seorang laki-laki yang kedua tangannya belepotan tanah karena memperbaiki dinding rmh. Wanita itu sangat kaget dan tercengang ketika mengetahui
bahwa wanita yang duduk di lantai itu adalah istri Amirul Mukminin, Fathimah binti Abdul Malik. Ya, dia yang dulu hidup bermewah-mewah bahkan terkadang ia terlambat shalat berjamaah hanya karena lama saat menata rambutnya saja, sekarang berbalik melepaskan belenggu kenikmatan semu itu untuk sebuah amanah yang berat. Kalau bukan karena kekuatan ubudiyahnya tidak akan mau terlepaskan dari semua itu. Lihat juga laki-laki yang belepotan tanah kedua tangannya, dia adalah amirul mukminin yang sedang memperbaiki dinding rumahnya.
Jadi sekali lagi ketika hubungan kita sudah baik dengan Allahswt, takkan ada lagi rona yang bisa membuat kita terlihat gagap ketika keadaan tiba2 berubah. Baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Tetap pesona itu akan selalu terlihat ada.
2. Wawasan yang luas.
Untuk menjadi lentera yang bisa memberikan sinar bagi orang lain kita perlu bekal. Kekuatan tsaqofah adalah kemampuan kita untuk memberi tentang berbagai pengetahuan asasi, sebab-akibat dan hikmah dari setiap persoalan. Tanpa banyak membaca mustahil kita bisa memberi cahaya. Ilmu yang bermanfaat adalah amunisi utama bagi muslimah tangguh. Mohonlah kepada Allah agar membimbing kita dalam menuntut ilmu dan gemar membaca. Sebab, siapa yang mendekatkan diri kepada Allah maka ia akan bersamanya dengan ilmuNya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam hadits Qudsi,”Apabila seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatkan padanya sehasta. Apabila ia mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka aku akan mendekat padanya sedepa. Dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekat kepadanya dengan berlari kecil.”
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, ” Sebagaimana Allah memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan hujan, Ia juga memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi masalah ilmu dan petunjuk dan itu merupakan rezeki bagi hati dan makanannya adalah untuk badan.”
Oleh karena itu, mohonlah taufik kepada Allah ketika hendak membaca, tentu kita akan mendapatiNya amat dekat dan mengabulkan setiap permohonan kita sehingga lapanglah semua jalan kebaikan kepada kita.
3. Tekun dalam spesialisasi
Dalam teori Multiple intelejen ada 8 kecerdasan yang bisa kita asah, dan tidak harus semua itu ada dalam satu orang. Walaupun dalam hitungan ambang batas setiap orang bisa mengasahnya. Ada yang bisa menjadi penulis untuk nasyrul fikroh dalam tataran yang lebih luas. Ada yang bisa menjadi politisi, cendikiawan yang aktif meneliti, dan lain sebagainya. Semua perlu spesialisasi di jalurnya masing-masing agar makin indah bertebaran di luar sana. Tanpa spesialisasi akan susah untuk kita menemukan jawaban dari berbagai masalah. Ketika banyak kaum ibu yang butuh tambahan penghasilan karena kurangnya uang belanja dari suami dan juga adanya waktu yang berlebih, maka dibutuhkan sosok enterpreuneur muslimah yang mempunyai kafaah dalam berdagang, dan juga mengelola sdm untuk industri rumahan yang bisa memanfaatkan tenaga dan waktu luang para ibu rumah tangga tersebut. Ketika isu hari bumi sedunia kita butuh muslimah yang paham ilmu lingkungan dan juga ketika ada masalah trafficking terhadap perempuan kita butuh sarjana hukum yang bisa mengerti seluk beluk persoalan.
Jika kita mencoba mengkaitkan Dengan teori kecerdasan majemuk, searing muslimah mengembangkan dirinyap sesuai dengan jenis kecerdasannya:
1. Muslimah Cerdas Bahasa (linguistik)
Berfikir melalui kata-kata. Muslimah seperti ini bisa menebarkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Ada juga yang bisa lebih menajamkannya dalam bentuk merangkum permasalahan yang sudah didiskusikan. Kalau dalam organisasi bisa di tempatkan di litbang atau Think Tank organisasi tersebut.
2. Muslimah Cerdas Matematis-Logika
Cara berfikir: melalui penalaran. Cendiakiawan yang punya fikroh keislaman yang baik akan lebih bermanfaat. Mereka menebar ilmunya yang tak akan habis jika digunakan dalam rangka perbaikan umat. Muslimah seperti ini akan selalu dinanti potensinya.
3. Muslimah Cerdas Spesial
Cara berfikir: melalui kesan dan gambar. Kegemaran: mendesain, menggambar, mebayangkan, mencoret-coret. Untuk mentransfer ide dan kebutuhan pengelolaan dokumentasi seseorang atau organisasi, atau pengetahuan secara luas dibutuhkan kerja-kerja seni untuk menghidupkan penyampaiannya. Biasanya muslimah seperti ini kreatif sekali.
4.Muslimah Cerdas Kinestetis-jasmani
Cara berfikir: melalui sensasi somatis. Zaman shahabiyah para muslimah telah terdidik jasmaninya untuk lebih dioptimalkan agar bisa mengemban amanah dakwah yang sangat cepat konstelasinya. Ada Asma binti abu bakar ra yang kuat sekali turun naik gunung membantu rasulullah dan ayahanda tercinta. Nusaibah di medan perang. Akhwat Muslimah tidak boleh terlihat lemas, pasca melahirkan tidak boleh dijadikan alasan untuk menjadi kelebihan berat badan. Fisik yang kuat menjadikan anak-anak yang kita lahirkan lebih berkualitas. Muslimah seperti ini juga mampu mengelola pemainan fisik seperti drama, pengalaman yg berhubungan dengan indera peraba (tactile experiences), bengkel/mekanik, praktek (hands-on learning).
5. Muslimah Cerdas Musikal
Cara berfikir: melalui irama dan metode.
6. Muslimah Cerdas Interpersonal
Cara berfikir: dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain. Kegemaran memimpin, mengorganisasi, menghubungkan, menebarkan pengaruh, menjadi mediator. Cocok sekali untuk membangun jaringan yang lebih luas. Pertemuan sosial, dagang, dll.
7. Muslimah Cerdas Intrapersonal
Cara berfikir: berhubungan dengan kebutuhan, perasaan, cita-citanya. Proyek individualnya akan selalu jadi bahan perenungannya.
8. Muslimah Cerdas Naturalis
Cara berfikir: melalui alam dan pemandangan alam. Mereka selalu peduli akan lingkungan. Kegiatan eco living yang akan menjadi kesehariannya. Cocok sekali jika menjadi motivator untuk go green.
Keindahan itu akan terangkai utuh ketika semua berjalan beriring satu tujuan.
4. Kemampuan untuk berjejaring.
Berjalanlah dengan seimbang. Sepanjang jalan ketika hidup di dunia ini kita perlu untuk memadukan secara utuh amal-amal yang bersifat ubudiyah dan muamalah secara baik. Ketika kita terlalu fokus untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dan di waktu yang sama kita lupa peran sosial kita dalam bermuamalah terhadap makhluknya maka akan kita rasakan ketimpangan dalam wujud jafaaf ruuhi (kegersangan ruhani) begitu juga dalam keadaan sebaliknya. Jadilah manusia yang hidup dalam keseimbangan sebab itu melapangkan jalan.
Ketika marak sosial media di dunia maya. Sontak tak luput di belahan bumi manapun semua merasakan syok sosial karena memang pada dasarnya manusia butuh untuk bersosialisasi dan berekspresi. Walaupun dalam batas tertentu ada hal-hal yang semestinya tetap harus dijaga. Apalagi sebagai seorang muslimah. Maksudnya disini penting sekali kita mampu untuk berjejaring agar jangkauan kita semakin luas dan akhirnya semakin banyak yang ikut membantu kita menyebarkan kebaikan. Tapi sekali lagi ada adab yang harus kita jaga; bukan untuk popularitas pribadi,
Dari Abu Imran Al Jauny, bahwa Abu Bakar as Shiddiq radhiyallahu’anhu berkata, “Aku ingin sekiranya aku ini hanya sehelai rambut di sisi hamba yang mukmin.” Ungkapan itu tersirat makna kezuhudan seorang shahabat sekaliber Abu Bakar yang tidak ingin merasa lebih dari sesama hamba yang mukmin.
Jadi alangkah indahnya pribadi yang zuhud akan tampak terlihat di dalam keseharian pergaulan seorang muslimah. Bukan menjadi pribadi yang ingin selalu lebih di sisi yang hamba mukmin yang lain. Bermuamalahlah dengan cinta, lapangkan dada dalam keadaan dipuji maupun di hina. Genggam dunia di tangan kita letakkan kecintaan kampung akhirat di dada kita.
Semakin paripurna jika semua berpadu dalam sosok muslimah yang menjadi dambaan umat. Tunggulah sebentar lagi kiprah-kiprah mereka yang luar biasa. Menerangi setiap kegelapan yang ada di belantara dunia yang fana.
Oleh : Ir. fyanti Widuri, tulisan ini di muat di Majalah Salimah edisi Juni 2011
“Sesungguhnya sebagian manusia ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup berbagai kejahatan, serta ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kejahatan dan penutup berbagai kebajikan. Berbahagialah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci-kunci pembuka kebaikan dan celakalah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci pembuka kejahatan.” (Silsilah Hadits shahih jilid tiga nomor 1332)
Dimulai dari sesuatu yang indah ketika kita membayangkan kesempurnaan seorang muslimah. Walaupun banyak yang salah paham akan makna keindahan yang terpapar di dalamnya. Semua bisa merasakan dan bisa mengubah perasaan kita ketika melihat air mukanya yang penuh cahaya. Itulah keindahan seorang muslimah. Tidak semua harus sama dan seragam. Masing-masing dari mereka unik, penuh pesona yang berbeda. Seperti juga sang bunda khadijah ra yang keibuan, seorang perawan cerdas yang kritis penuh tanya, Aisyah ra; ada juga sang perkasa nusaibah ra. Dan banyak lagi bintang-bintang lain yang selalu memberikan cahayanya masing-masing.
Maksudnya di sini adalah ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjadi seorang muslimah tangguh. Tidak dengan harus sama profesinya, mengolah sesuatu yang sama dan di lahan yang sama pula, akan tetapi kesamaan dalam hal tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari Ridho Allah swt.
Adapun cara untuk membangun semua itu:
1. Kekuatan ubudiyah.
Ketika hubungan kita dengan Allah swt sudah sedemikian kuatnya. Keikhlasan sudah menjadi keseharian kita maka akan terbentuk karakter yang kuat. Karakter yang muncul menjadi pribadi yang dinamis. Dalam diamnya dia menebar fikir dan dalam geraknya dia memotivasi orang lain. Dalam sedihnya dia menggugah dan dalam marahnya dia mengintrospeksi.
Demikian juga ketika kekuatan ubudiyah itu hadir dalam kemampuan memenej diri dan sekelilingnya. Hal itu akan menjadi kekuatan yang menginternalisasi. seperti, tepat dalam mengambil keputusan di saat yang sempit, itqon dalam mengerjakan sesuatu hingga masalah yang teknis operasional sekalipun.
Suatu ketika, datanglah seorang wanita dari Mesir untuk menemui Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ia menanyakan istananya kepada orang-orang, lalu mereka menunjukkan rmhnya. Di rmh itu ia menjumpai seorang wanita yang duduk di sebuah tikar yang bertambal, dan mengenakan pakaian yang sudah usang. Juga melihat seorang laki-laki yang kedua tangannya belepotan tanah karena memperbaiki dinding rmh. Wanita itu sangat kaget dan tercengang ketika mengetahui
bahwa wanita yang duduk di lantai itu adalah istri Amirul Mukminin, Fathimah binti Abdul Malik. Ya, dia yang dulu hidup bermewah-mewah bahkan terkadang ia terlambat shalat berjamaah hanya karena lama saat menata rambutnya saja, sekarang berbalik melepaskan belenggu kenikmatan semu itu untuk sebuah amanah yang berat. Kalau bukan karena kekuatan ubudiyahnya tidak akan mau terlepaskan dari semua itu. Lihat juga laki-laki yang belepotan tanah kedua tangannya, dia adalah amirul mukminin yang sedang memperbaiki dinding rumahnya.
Jadi sekali lagi ketika hubungan kita sudah baik dengan Allahswt, takkan ada lagi rona yang bisa membuat kita terlihat gagap ketika keadaan tiba2 berubah. Baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Tetap pesona itu akan selalu terlihat ada.
2. Wawasan yang luas.
Untuk menjadi lentera yang bisa memberikan sinar bagi orang lain kita perlu bekal. Kekuatan tsaqofah adalah kemampuan kita untuk memberi tentang berbagai pengetahuan asasi, sebab-akibat dan hikmah dari setiap persoalan. Tanpa banyak membaca mustahil kita bisa memberi cahaya. Ilmu yang bermanfaat adalah amunisi utama bagi muslimah tangguh. Mohonlah kepada Allah agar membimbing kita dalam menuntut ilmu dan gemar membaca. Sebab, siapa yang mendekatkan diri kepada Allah maka ia akan bersamanya dengan ilmuNya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam hadits Qudsi,”Apabila seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatkan padanya sehasta. Apabila ia mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka aku akan mendekat padanya sedepa. Dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekat kepadanya dengan berlari kecil.”
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, ” Sebagaimana Allah memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan hujan, Ia juga memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi masalah ilmu dan petunjuk dan itu merupakan rezeki bagi hati dan makanannya adalah untuk badan.”
Oleh karena itu, mohonlah taufik kepada Allah ketika hendak membaca, tentu kita akan mendapatiNya amat dekat dan mengabulkan setiap permohonan kita sehingga lapanglah semua jalan kebaikan kepada kita.
3. Tekun dalam spesialisasi
Dalam teori Multiple intelejen ada 8 kecerdasan yang bisa kita asah, dan tidak harus semua itu ada dalam satu orang. Walaupun dalam hitungan ambang batas setiap orang bisa mengasahnya. Ada yang bisa menjadi penulis untuk nasyrul fikroh dalam tataran yang lebih luas. Ada yang bisa menjadi politisi, cendikiawan yang aktif meneliti, dan lain sebagainya. Semua perlu spesialisasi di jalurnya masing-masing agar makin indah bertebaran di luar sana. Tanpa spesialisasi akan susah untuk kita menemukan jawaban dari berbagai masalah. Ketika banyak kaum ibu yang butuh tambahan penghasilan karena kurangnya uang belanja dari suami dan juga adanya waktu yang berlebih, maka dibutuhkan sosok enterpreuneur muslimah yang mempunyai kafaah dalam berdagang, dan juga mengelola sdm untuk industri rumahan yang bisa memanfaatkan tenaga dan waktu luang para ibu rumah tangga tersebut. Ketika isu hari bumi sedunia kita butuh muslimah yang paham ilmu lingkungan dan juga ketika ada masalah trafficking terhadap perempuan kita butuh sarjana hukum yang bisa mengerti seluk beluk persoalan.
Jika kita mencoba mengkaitkan Dengan teori kecerdasan majemuk, searing muslimah mengembangkan dirinyap sesuai dengan jenis kecerdasannya:
1. Muslimah Cerdas Bahasa (linguistik)
Berfikir melalui kata-kata. Muslimah seperti ini bisa menebarkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Ada juga yang bisa lebih menajamkannya dalam bentuk merangkum permasalahan yang sudah didiskusikan. Kalau dalam organisasi bisa di tempatkan di litbang atau Think Tank organisasi tersebut.
2. Muslimah Cerdas Matematis-Logika
Cara berfikir: melalui penalaran. Cendiakiawan yang punya fikroh keislaman yang baik akan lebih bermanfaat. Mereka menebar ilmunya yang tak akan habis jika digunakan dalam rangka perbaikan umat. Muslimah seperti ini akan selalu dinanti potensinya.
3. Muslimah Cerdas Spesial
Cara berfikir: melalui kesan dan gambar. Kegemaran: mendesain, menggambar, mebayangkan, mencoret-coret. Untuk mentransfer ide dan kebutuhan pengelolaan dokumentasi seseorang atau organisasi, atau pengetahuan secara luas dibutuhkan kerja-kerja seni untuk menghidupkan penyampaiannya. Biasanya muslimah seperti ini kreatif sekali.
4.Muslimah Cerdas Kinestetis-jasmani
Cara berfikir: melalui sensasi somatis. Zaman shahabiyah para muslimah telah terdidik jasmaninya untuk lebih dioptimalkan agar bisa mengemban amanah dakwah yang sangat cepat konstelasinya. Ada Asma binti abu bakar ra yang kuat sekali turun naik gunung membantu rasulullah dan ayahanda tercinta. Nusaibah di medan perang. Akhwat Muslimah tidak boleh terlihat lemas, pasca melahirkan tidak boleh dijadikan alasan untuk menjadi kelebihan berat badan. Fisik yang kuat menjadikan anak-anak yang kita lahirkan lebih berkualitas. Muslimah seperti ini juga mampu mengelola pemainan fisik seperti drama, pengalaman yg berhubungan dengan indera peraba (tactile experiences), bengkel/mekanik, praktek (hands-on learning).
5. Muslimah Cerdas Musikal
Cara berfikir: melalui irama dan metode.
6. Muslimah Cerdas Interpersonal
Cara berfikir: dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain. Kegemaran memimpin, mengorganisasi, menghubungkan, menebarkan pengaruh, menjadi mediator. Cocok sekali untuk membangun jaringan yang lebih luas. Pertemuan sosial, dagang, dll.
7. Muslimah Cerdas Intrapersonal
Cara berfikir: berhubungan dengan kebutuhan, perasaan, cita-citanya. Proyek individualnya akan selalu jadi bahan perenungannya.
8. Muslimah Cerdas Naturalis
Cara berfikir: melalui alam dan pemandangan alam. Mereka selalu peduli akan lingkungan. Kegiatan eco living yang akan menjadi kesehariannya. Cocok sekali jika menjadi motivator untuk go green.
Keindahan itu akan terangkai utuh ketika semua berjalan beriring satu tujuan.
4. Kemampuan untuk berjejaring.
Berjalanlah dengan seimbang. Sepanjang jalan ketika hidup di dunia ini kita perlu untuk memadukan secara utuh amal-amal yang bersifat ubudiyah dan muamalah secara baik. Ketika kita terlalu fokus untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dan di waktu yang sama kita lupa peran sosial kita dalam bermuamalah terhadap makhluknya maka akan kita rasakan ketimpangan dalam wujud jafaaf ruuhi (kegersangan ruhani) begitu juga dalam keadaan sebaliknya. Jadilah manusia yang hidup dalam keseimbangan sebab itu melapangkan jalan.
Ketika marak sosial media di dunia maya. Sontak tak luput di belahan bumi manapun semua merasakan syok sosial karena memang pada dasarnya manusia butuh untuk bersosialisasi dan berekspresi. Walaupun dalam batas tertentu ada hal-hal yang semestinya tetap harus dijaga. Apalagi sebagai seorang muslimah. Maksudnya disini penting sekali kita mampu untuk berjejaring agar jangkauan kita semakin luas dan akhirnya semakin banyak yang ikut membantu kita menyebarkan kebaikan. Tapi sekali lagi ada adab yang harus kita jaga; bukan untuk popularitas pribadi,
Dari Abu Imran Al Jauny, bahwa Abu Bakar as Shiddiq radhiyallahu’anhu berkata, “Aku ingin sekiranya aku ini hanya sehelai rambut di sisi hamba yang mukmin.” Ungkapan itu tersirat makna kezuhudan seorang shahabat sekaliber Abu Bakar yang tidak ingin merasa lebih dari sesama hamba yang mukmin.
Jadi alangkah indahnya pribadi yang zuhud akan tampak terlihat di dalam keseharian pergaulan seorang muslimah. Bukan menjadi pribadi yang ingin selalu lebih di sisi yang hamba mukmin yang lain. Bermuamalahlah dengan cinta, lapangkan dada dalam keadaan dipuji maupun di hina. Genggam dunia di tangan kita letakkan kecintaan kampung akhirat di dada kita.
Semakin paripurna jika semua berpadu dalam sosok muslimah yang menjadi dambaan umat. Tunggulah sebentar lagi kiprah-kiprah mereka yang luar biasa. Menerangi setiap kegelapan yang ada di belantara dunia yang fana.
Oleh : Ir. fyanti Widuri, tulisan ini di muat di Majalah Salimah edisi Juni 2011
nice moment
INI hasil gambar-gambar waktu TFT DASAR I dan TFT APPEL....
banyak kegiatan yang kami lakukan seperti :
PBB
OUTBOND
REPLING
TITIAN SATU TALI
BELA DIRI PRAKTIS
LONG MARCH KE MASYARAKAT UNTUK SOSIALISASI APPEL
semoga segera ke daerah
Manajemen bENCANA
Bencana / disaster adalah kerusakan yang dapat mengakibatkan kerugian tertentu
Fsktor-faktor yang mempengaruhi bancana :
• Keadaan alam
• Kesalahan manusia
• Keadaan human
• Kekuatan bahaya
• Keadaan fisik / topografi wilayah
• Jumlah dan tingkat kepadatan penduduk
• Jenis materi bangunan
Catatan penting : “ MILITANSI adalah SENJATA TERAMPUH setiap PRAJURIT dalam MEMENANGKAN PERTEMPURAN “
Jika terjadi bencana maka lakukanlah prioritas-prioritas berikut ini :
Prioritas I :
– Assement
– SAR
– Evakuasi
– Markaas komando 2 unit
– Medis
– Alat komunikasi
– Pelaporan
Prioritas II :
– Prioritas I
– Logistic dan gudang
– Dapur umum
– Posko
– Distribusi logistic
– Barak pengungsian
Prioritas III :
– Prioritas I dan II
– Pengamanan SDM dan ASSET
– Trauma heeling
– Donator
– Sanitasi
– Data orang hilang
Tugas –tugas kerelawanan
Teknis-teknis kerelawanan
Pendekatan social masyarakat
Rehabilitasi
Standart Relawan :
Siap ditempatkan dan mematuhi perintah
Meng upgrade capasitas ( jasadiyah, ketrampilan, dan ruhiyah )
Kapasitas relawan :
• Evakuasi
• Renang dan menyelam
• Driver angkutan umum maupun alat berat
• Medis dasar
• Navigasi darat
• Memasak missal
• Admin logistic dan gudang
• Radio komunikasi
• Pertukangan mikro dan makro
• Trauma heeling
Fsktor-faktor yang mempengaruhi bancana :
• Keadaan alam
• Kesalahan manusia
• Keadaan human
• Kekuatan bahaya
• Keadaan fisik / topografi wilayah
• Jumlah dan tingkat kepadatan penduduk
• Jenis materi bangunan
Catatan penting : “ MILITANSI adalah SENJATA TERAMPUH setiap PRAJURIT dalam MEMENANGKAN PERTEMPURAN “
Jika terjadi bencana maka lakukanlah prioritas-prioritas berikut ini :
Prioritas I :
– Assement
– SAR
– Evakuasi
– Markaas komando 2 unit
– Medis
– Alat komunikasi
– Pelaporan
Prioritas II :
– Prioritas I
– Logistic dan gudang
– Dapur umum
– Posko
– Distribusi logistic
– Barak pengungsian
Prioritas III :
– Prioritas I dan II
– Pengamanan SDM dan ASSET
– Trauma heeling
– Donator
– Sanitasi
– Data orang hilang
Tugas –tugas kerelawanan
Teknis-teknis kerelawanan
Pendekatan social masyarakat
Rehabilitasi
Standart Relawan :
Siap ditempatkan dan mematuhi perintah
Meng upgrade capasitas ( jasadiyah, ketrampilan, dan ruhiyah )
Kapasitas relawan :
• Evakuasi
• Renang dan menyelam
• Driver angkutan umum maupun alat berat
• Medis dasar
• Navigasi darat
• Memasak missal
• Admin logistic dan gudang
• Radio komunikasi
• Pertukangan mikro dan makro
• Trauma heeling
Manajemen Perjalanan
Yang harus diketahui sebelum melakukan perjalanan adalah :
• Tahu kondisi medannya
• Tujuan melakukan perjalanan untuk apa
• Berapa lama kita disana
• Kemampuan fisik kita
• Hal-hal khusus terkait perjalanan kita
Memperhatikan pakaian ketika hendak naik gunung
• System pelapisan dalam berpakaian
• Baju berbahan katun
• Lapisan penghangat
• Lapisan terluar pelindung angin dan hujan
• Hindari pakaian dari bahan jin
Memperhatikan sepatu saat pendakian
• Cari sepatu dengan no.lebih besar dari biasanya
• Gunakkan sepatu sesuai fungsinya contohnya train boat unt olah raga, off boat unt naik gunung yang ada pelindung mata kaki
Memperhatikan Ransel
• Ransel harus sesuai dengan tubuh kita
• Sabuk bahu meingkar
• Pengikat pinggang
• Step pengencang bahu
• Perhatikan jahitan dan bahannya
• Perhatikan fungsi tas
• Cover ransel
• Kapasitasnya
Teknik packing
• Beban berat diletakan di punggung atas menempel sebagai penyangga tubuh
• Mulai menempatkan barang yang digunakan pada saat sampai di bawah sendiri contoh slipping bag
• Lebih baik dikantongi per item
• Efektivitas kantong tas
Prinsip Tenda
• Tenda terdapat kondensasi
• Tenda yang baik adalah tenda dua lapis
Memperhatikan logistic
• Perhatikan lama perjalanan
• Jumlah team
• Perjalanan ke daerah kering atau basah
• Pantangan-pantangan daerah sekitar tempat yang akan kita tuju
• Tipe perjalanan (cepat atau santai )
• Berat
SURVIVAL
3 hal yang menjadi tantangan adalah :
• Aspek psikologis
• Aspek fisiologi
• Medan daerah survival, dilihat dari fauna, dan floranya
Dalam perjalanan yang menjadi hal terpenting adalah mengenai mentalitas, jika mentalitas bagus maka ia akan menghadapi masalah pada saat perjalanan dengan baik.
• Tahu kondisi medannya
• Tujuan melakukan perjalanan untuk apa
• Berapa lama kita disana
• Kemampuan fisik kita
• Hal-hal khusus terkait perjalanan kita
Memperhatikan pakaian ketika hendak naik gunung
• System pelapisan dalam berpakaian
• Baju berbahan katun
• Lapisan penghangat
• Lapisan terluar pelindung angin dan hujan
• Hindari pakaian dari bahan jin
Memperhatikan sepatu saat pendakian
• Cari sepatu dengan no.lebih besar dari biasanya
• Gunakkan sepatu sesuai fungsinya contohnya train boat unt olah raga, off boat unt naik gunung yang ada pelindung mata kaki
Memperhatikan Ransel
• Ransel harus sesuai dengan tubuh kita
• Sabuk bahu meingkar
• Pengikat pinggang
• Step pengencang bahu
• Perhatikan jahitan dan bahannya
• Perhatikan fungsi tas
• Cover ransel
• Kapasitasnya
Teknik packing
• Beban berat diletakan di punggung atas menempel sebagai penyangga tubuh
• Mulai menempatkan barang yang digunakan pada saat sampai di bawah sendiri contoh slipping bag
• Lebih baik dikantongi per item
• Efektivitas kantong tas
Prinsip Tenda
• Tenda terdapat kondensasi
• Tenda yang baik adalah tenda dua lapis
Memperhatikan logistic
• Perhatikan lama perjalanan
• Jumlah team
• Perjalanan ke daerah kering atau basah
• Pantangan-pantangan daerah sekitar tempat yang akan kita tuju
• Tipe perjalanan (cepat atau santai )
• Berat
SURVIVAL
3 hal yang menjadi tantangan adalah :
• Aspek psikologis
• Aspek fisiologi
• Medan daerah survival, dilihat dari fauna, dan floranya
Dalam perjalanan yang menjadi hal terpenting adalah mengenai mentalitas, jika mentalitas bagus maka ia akan menghadapi masalah pada saat perjalanan dengan baik.
Materi Kesantikaan
KESANTIKAAN
Oleh Imma Inayati
(Ketua SANTIKA JATIM)
Materi ini menjelaskan tentang kesantikaan tentang jenjang pengkaderan, arti lambangnya, fungsi)
Jenjang pengkaderan SANTIKA ada;ah diksar I --- diksar II -- Diklan
Makna logo SANTIKA
– Bingkai dasar naungan dua tangan : fungsi santika dalam bingkai fitrah kewanitaannya
– Bunga melati : kesucian dan keikhlasan amal
– Bulan sabit dan padi : keadilan dan kesejahteraan
– Pita yang berkelok : kedinamisan dan keluwesan.
– Warna merah : semangat, keberanian dan perjuangan
– Warna kuning keemasan : kejayaan Islam
• Makna
“Senantiasa memiliki semangat yang suci dan ikhlas untuk membina dan melayani ummat sesuai fitrah kewanitaan, untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan demi cita-cita tertinggi yaitu kejayaan Islam ”
Fungsi-fungsi SANTIKA
1. FUNGSI PEMBINAAN
2. FUNGSI PENGAMANAN
3. FUNGSI PELAYANAN
4. FUNGSI REKRUETMEN
Selasa, 29 Mei 2012
GALERI TFT DAKSAR I
ini mau ikut TFT DASAR I
ini materi Kesantikaan oleh ukhti Imma ( ketua santika jatim)
INI Materi tentang radio komunikasi
mau repling
ini lagi nunggu peserta lain jadi foto-foto dulu deh delegasi dari malang
Kamis, 17 Mei 2012
JIDDIYAH, ciri kader MILITAN
Tujuan da’wah jangka panjang adalah khilafah fil ‘ardl. “Memimpin dunia.” Untuk mencapai cita-cita besar itu diperlukan umat yang kuat dan hebat berbasis pada kader-kader militan yang bercirikan penuh keseriusan. Mereka mengutamakan kerja daripada hanya sekedar pandai mengkritik, berinisiatif daripada hanya menunggu perintah, memahami betul apa tugas dan perannya dalam hidup ini, dengan disertai usaha maksimal disertai dengan pendekatan diri kepada Allah dalam rangka meraih bimbingan dan pertolongan-Nya.
Definisi jiddiyah adalah: menjalankan tugas-tugas syar’i, tarbawi, tanzhimi, dengan cepat, tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi hambatan yang dihadapinya demi terlaksananya tugas tersebut secara optimal.
Syarat-Syarat Jiddiyah
Dari definisi di atas, maka jiddiyah memiliki 5 syarat:
1. Al-istijabah al-fauriyah (responsif)
2. Al-azmul Qowiy (kesungguhan yang kuat)
3. Al-mutsabarah (tabah dan ulet)
4. Taskhiru kullil imkanat (mengerahkan seluruh potensi)
5. Mughalabatul ‘adzar (dapat mengatasi segala permasalahan hidup)
Al Istijabah Al Fauriya
Kader militan adalah kader yang ketika mendapat tugas dan mendengar perintah dari qiyadah (pemimpin, murobbi, atau pembina) meresponnya dengan cepat-cepat tanpa ragu atau berkomentar, karena ia memahami bahwa tugas dan perintah yang datang dari qiyadah adalah untuk segera dilaksanakan bukan untuk didiskusikan.
Demikianlah para sahabat memahami perintah ketika turun ayat yang mengharamkan khamar (Al-Maidah : 90-91). Begitu mereka mendengar perintah untuk meninggalkan khanar langsung mereka tinggalkan seraya berkata intahaina.. intahaina.. (kami telah tinggalkan, kami telah tinggalkan). Contoh lain tentang perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsho ke Masjidil Haram (Al-Baqarah: 143). Disaat mereka sedang sholat datang berita tentang berubahnya arah kiblat, mereka langsung berbalik arah dari menghadap utara (arah Baitul Maqdis) menjadi menghadap selatan (arah Ka’bah) sehingga masjid tempat mereka sholat saat itu diberi nama Masjid Qiblatain (masjid dua qiblat).
Dan contoh yang ketiga adalah mengenai para sahabat wanita dalam melaksanakan perintah menutup aurat (hijab) (QS An-Nur 31). Begitu mereka mendengar perintah memakai hijab melalui para suami mereka, langsung mereka laksanakan perintah itu. Selain itu masih banyak contoh-contoh lainnya.
Al Azmul Qowiy.
Aktifis dan kader dakwah harus memiliki semangat dan kesungguhan yang kuat, karena amanah yang diembannya sangat berat. Di antara do’a Rasul : “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ketidak berdayaan dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang membelenggu dan tertindas oleh orang yang jahat.” Dan Umar bin Khattab berdoa, “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ketidakberdayaan orang sholeh dan keberdayaan orang jahat.”
Di dalam surat Ali-Imran ayat 146 Allah telah menjelaskan sifat kader militan: ” Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. ”
Para sahabat yang baru saja selesai perang uhud dalam kondisi luka-luka dan belum sempat istirahat menerima tugas baru yaitu mengejar pasukan musyrikin Quraisy dalam perang Hamra Al Asad, mereka melaksanakan perintah qiyadah (Rasul) walaupun harus dengan menandu dan menggendong sebagian sahabat yang tidak mampu berjalan. Kita tahu betapa sahabat Mush’ab bin Umair pada perang Uhud membawa panji pasukan Islam. Tangan kanannya putus terkena pedang musuh, lalu panji dipegang dengan tangan kiri, tangan kirinya putus kemudian ia merangkulnya dengan kedua sikunya dan ia terus maju sampai syahid.
Al Mutsabarah
Kerja da’wah adalah kerja besar yang tak kan berakhir kecuali dengan kematian. Perjalanan dakwah penuh dengan ujian, cobaan, tantangan dan rintangan. Tidak ada yang sanggup menjalaninya kecuali orang-orang yang telah menjadikannya tugas pokok dan utama yang tidak bisa dikalahkan dengan tugas apapun, keberlangsungan dakwah menjadi fokus perhatiannya seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, beliau tidak mengenal lelah, letih, capek, jenuh, atau malas. Beliau tidak pernah menyerah atau mundur.
Ketika orang-orang kafir Quraisy musuh dakwah mengancam untuk menghabisi nyawanya, ia berkata: “Demi Allah, sekalipun mereka dapat meletakkan matahari di samping kananku dan bulan di samping kiriku, aku tidak akan berhenti berdakwah dan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku mati di jalannya.
Para sahabat generasi terbaik yang langsung di bawah arahan Rasul meneruskan jalan Rasul. Mereka berdakwah dengan meninggalkan kampung halaman, negeri dan tanah air, isteri, anak, dan harta benda sehingga panji Islam berkibar di seluruh dunia. Kehidupan mereka adalah jihad yang tak henti-henti dan pengorbanan yang tanpa batas dalam membela Islam.
Taskhir Kullil Imkanat
Da’wah menuntut para aktifis dan kader untuk mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki berupa pemikiran, harta, waktu, tenaga, jiwa dan raga. Sehingga tidak ada potensi yang dimilikinya kecuali telah diberikan untuk kepentingan dakwah.
Saat ini sebagian kader belum maksimal dalam memperjuangkan dakwah. Kita baru memberikan sisa potensi untuk dakwah, sisa waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, dan sisa dana. Sehingga hasilnya pun belum terlihat nyata.
Allah telah mengingatan kita: “Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya, dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah 24).
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah 111)
Mughalabatul ‘Adzar
Amanah dakwah hanya dapat diemban oleh orang-orang yang memiliki azimah (idealisme yang tinggi) bukan orang yang memilih tujuan yang rendah, senang dengan hidup santai dan rileks, memilih istirahat dan tidak mau susah. Da’wah hanya dapat dikerjakan oleh orang yang dapat mengalahkan udzur bukan pandai membuat udzur, berupaya maksimal untuk terus aktif di medan jihad dan memberikan kontribusi yang terbaik buat dakwah.
Salah satu contoh sahabat bernama Amru bin Jamuh, seorang tua renta yang kakinya pincang dan nyaris buta. Begitu mendengar seruan jihad, ia langsung menyatakan ingin bergabung dalam barisan para mujahidin walaupun ketiga anaknya melarang dengan alasan mereka sudah mewakili keluarga dan sudah sangat cukup udzur baginya untuk tidak ikut jihad. Tapi apa komentarnya? Ia berkata masalahnya adalah surga. “Apakah kalian dapat memberikan jaminan surga buat saya kalau saya tidak ikut jihad?” Hingga akhirnya ia mendapat restu dan do’a dari Rasul. “Ya Allah masukkanlah ia ke dalam surga dengan kakinya yang pincang!” Akhirnya ia mati syahid di medan perang. Ia tidak menjadikan udzur sebagai hambatan dan penghalang untuk ikut berperang. Walaupu tidak bisa angkat senjata, tapi dengan ia bergabung ke dalam barisan mujahidin, ia dapat menambah jumlah tentara. Walaupun ia tidak berhadapan langsung dengan musuh, ia dapat menjaga barang-barang milik tentara di belakang. Ia selalu berpandangan positif ingin memberikan kontribusi langsung dan nyata untuk dakwah.
Urgensi Jiddiyah
Jiddiyah merupakan sifat asasi serta akhlak yang harus dimiliki oleh kader dan aktifis dakwah yang telah berbai’at kepada Allah, menjual dirinya untuk hidup dan mati demi dakwah. Jiddiyah dalam dakwah merupakan suatu keniscayaan, karena hanya dengannya amanah risalah dan kewajiban dakwah akan dapat diemban dan terealisasi dengan maksimal.
Ciri-ciri Jiddiyah:
1. Menjaga dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan berguna untuk dakwah.
2. Menghindari dari banyak bergurau dan bercanda. Di antara wasiat Imam Al-Banna adalah: “Janganlah kamu bercanda karena umat yang sedang berjihad tidak mengenal canda. Demikian juga dengan Sholahuddin Al-Ayyubi yang berkata: “Sungguh saya malu kepada Allah melihat saya tertawa sementara Baitul Maqdis sedang berada dalam genggaman orang-orang salibiyin.
3. Memilih azimah ‘idealisme’ yang berat dan tifak memilih kemudahan-kemudahan karena dakwah tidak tegak di atas rukhsah.
4. Melaksanakan tugas dengan segera, tidak menunda pekerjaan hari ini sampai besok, tidak lambat dan tidak malas.
5. Selalu mengintrospeksi diri, memperbaharui janji kepada Allah dan selalu istighfar serta taubat atas segala dosa dan kesalahan.
6. Dalam kondisi siaga selalu menanti perintah.
Ikhwah fillah, jadilah aktivis harokah dan praktisi dakwah. Jadilah orang yang terlibat di dalamnya, bekerja secara produktif. Dan jangan menjadi orang yang pandai mengkritik.
(Mjlh Tarbiyah)
Ustadz Abdul Muiz M.A.
http://pkspringsewu.org/?p=494
Manfaat Air Putih
Banyak orang sering melupakan salah satu komponen yang paling penting bagi tubuh ini. Mengkonsumsi air secara cukup yaitu 8 – 10 gelas setiap hari berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan juga mempercantik kulit. Tidak hanya itu, masih banyak lagi manfaat baik yang bisa didapat dari minum air putih.
Berikut ini adalah beberapa diantaranya :
1. Minum air cukup dapat memperlancar sistem pencernaan sehingga anda terhindar dari masalah – masalah pencernaan, seperti sembelit.
2. Detoksifikasi. Air membantu mengeluarkan berbagai sisa metabolisme dan zat racun dari tubuh melalui saluran kemih dan kulit. Oleh karena itu, minum air putih yang cukup juga dapat membantu mencegah timbulnya jerawat di wajah.
3. Menjaga kesehatan kulit. Air membantu memelihara kelembapan kulit terutama jika anda sering berada di ruangan ber – AC. Karena saat kekurangan air, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut ( keriput ).
4. Pembentuk sel dan cairan tubuh. Air adalah komponen utama sel ( 70-85% ) yang berperan penting dalam pembentukan cairan tubuh, seperti darah.
5. Pelumas sendi. Air juga berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak dengan baik dan meredam gesekan antar sendi.
http://sehatcantik.info/09/manfaat-baik-air-putih.html
waktu ke arjuno
ini foto-foto pendakian ke gunung arjuno.. walau belum sampe puncak tapi kita beroleh banyak hikmah
nah ini foto bareng kita ketika hendak turun... kita hanya sampe pos dua aja siih tapi seru abis
ini persiapan menjelang muncak
ini naik ke atas nyari sumber air minum dan cari gambar yang pas untuk foto :)
Jadilah Kader Terlatih oleh Ust Hilmy
BANDUNG – Partai Keadilan Sejahtera adalah partai kader. Pimpinan PKS di berbagai level tidak boleh lelah menyiapkan seluruh perangkat-perangkat kaderisasi. Kader-kader PKS harus menjadi kader-kader terlatih agar sanggup menghadapi segala bentuk kompetisi. Hanya kader-kader terlatihlah yang sanggup memikul beban dakwah.
Demikian wejangan (taujih) yang disampaikan Ketua Majelis Syuro PKS, KH Hilmi Aminuddin dihadapan fungsionaris Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS Bidang Wilayah Dakwah Banten, DKI Jakarta, dan Banten (Wilda Banjabar) belum kama ini di Padepokan Madani, Lembang Bandung.
Menurut Hilmi, dalam setiap merancang program atau rencana kerja, maka terlebih dahulu harus melihat kedalam atau internal organisasi. Sebab dengan mengenali potensi internal itulah nantinya bisa diperhitungkan apa saja langkah-langkah keluar organsasi. Berbicara tentang potensi internal, lanjut Hilmi, maka sejatinya yang utama dan pertama adalah kader. Sebagai partai kader, maka kewajiban segenap aktifis PKS harus mempersiapkan perangkat-perangkat kaderisasi partai.
Sebuah keniscayaan jika setiap fungsionaris partai kader terlibat penuh dalam langkah-langkah panjang menyiapkan kader. Kalau bukan organisasi kader, tidak ada perlunya menyiapkan langkah-langkah begitu panjang, menyiapkan personel dakwah. Dan sudah barang tentu, output yang diinginkan adalah kader-kader terlatih di segala bidang. Jika dia lebih condong atau diproyeksikan ke bidang sosial, maka jadilah kader yang terlatih dan menguasai persoalan-persoalan di bidang sosial. Jika dia menjadi politisi baik sebagai anggota legislatif maupun kepala daerah, maka dia harus terlatih saat berhadapan atau berkomunikasi dengan publik.
“Politisi harus bisa menguasai public speaking, sebagai bagian dari komunikasi dengan rakyat luas. Saya sering mendengar, masih banyak aleg-aleg kita banyak yang tidak “bunyi” di DPR/DPRD. Atau kalaupun bunyi malah meninggalkan persoalan,” ujar Hilmi.
Indonesia di era demokrasi seperti saat ini menyajikan ruang dan peluang terbuka bagi siapapun. Bagi PKS, demokrasi bisa dimaknai sebagai ruang-ruang yang harus dimasuki untuk mendapatkan peluang-peluang yang terbuka itu. Dan untuk bisa menangkap banyak peluang itu diperlukan keterampilan dan kualitas agar bisa berkompetisi.
Sebagai kader dakwah, maka kader PKS harus siap berkompetisi untuk menjadikan al haq (kebenaran) menjadi sesuatu yang dominan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebaliknya jika gagal menampilkan al haq dalam pentas kehidupan bangsa, maka kebatilanlah yang akan dominan dan menguasai kehidupan bangsa ini.
Sebagai syarat memiliki daya saing, pengalaman di lapangan sebagai medan latihan, adalah hal mutlak untuk menghasilkan kualitas dan profesionalitas dalam berkompetisi. Oleh karena itu jangan pernah lewatkan berbagai sarana latihan termasuk melatih kepedulian dan keterampilan membantu masyarakat di lokasi-lokasi bencana. Dalam mitigasi bencana itu dibutuhkan kesiapsiagaan, kemampuan berkoordinasi serta menyelesaikan masalah di lapangan. Dan itu adalah sarana terbaik untuk meningkatkan capacity building kader. Ibarat intan sinarnya akan muncul jika selalu digosok.
“Saya terkesan dengan sebuah kalimat yang terpampang di gedung Markas Kopassus TNI AD, Cijantung yang berbunyi, kami bukan prajurit terbaik namun kami adalah prajurit terlatih”, demikian Hilmi menyontohkan.
Ia pun meminta Wilda mendorong struktur di wilayah-wilayah maupun di daerah-daerah agar mempersiapkan kader-kadernya dengan berbagai macam pelatihan-pelatihan. Hal itu dimaksudkan agar kader memiliki kemampuan qudrot ala tahammul atau kemampuan memikul beban. (SL)
http://www.pksjatim.org/pks-muda/
Diksar 2
ni Foto-foto diksar 2 SANTIKA JATIM
JANUARI 2010
NI foto bareng teman-teman satu kelompok... sebenarnya ada dua orang yang ikut diksar dua yang dari kabupaten malang namun satunya udah ga di kabupaten malang lagi
ini kita lagi main paintball.... subhanallah suasana nya serasa di palestina luar biasa, dan alhamdulillah kelompok kami menang dua kali... aaah jika mengingat foto ini jadi greget ini bergerak lebih luas... SEMANGAT !!!!!
INI moment akhir pengambilan slayer... heheeee.... akhwat-akhwat naik pohon... hihiiii.. malu sebenarnya.. aah gpp ini bisa sebagai latihan jika ntr terjadi sesuatu dengan dakwah ini dan kita perlu melakukan hal seperti itu untuk mengamankan agama ini.. sooo siapa takut.... menjadi akhwat bukanlah penghalang untuk terus bergerak
teladan Shabiyah dalam dakwah dan jihad
a. Ummu Sulaim (Rumaisha binti Malhan), istri Abu Thalhah
dakwatuna.com - Anas berkata: “Abu Thalhah datang untuk meminang Ummu Sulaim, Ummu Sulaim berkata: “Sesungguhnya tidak patut bagiku untuk bersuami dengan orang musyrik. Apakah engkau tidak tahu wahai Abu Thalhah, sesungguhnya Tuhan-Tuhan yang engkau sembah itu adalah hasil pahatan seorang tukang batu dan sesungguhnya jika engkau menyalakan api pada tuhan-tuhanmu, maka ia akan terbakar.”
Kemudian Abu Thalhah pergi meninggalkan Ummu Sulaim dan ada sesuatu terjadi di hatinya setelah mendengar perkataan Ummu Sulaim.
Berkali-kali abu Thalhah datang untuk meminangnya, tapi jawaban Ummu Sulaim tetap sama, sampai akhirnya hidayah Allah datang, Abu Talhah masuk Islam, dan keislamannya menjadi mahar pernikahannya dengan Ummu Sulaim. Dari hasil pernikahannya, lahirlah putra-putri yang semuanya hafiz Qur’an.
b. Ummu Suraikh
Ummu Suraikh Ghaziyah binti Jabir bin Hakim dengan kesabarannya, mengisahkan orang yang menyiksanya:
Ibnu Abbas berkata: “Islam telah masuk ke dalam lubuk hati Ummu Suraikh, ketika ia berada di mekah. Akhirnya ia pun masuk Islam. Kemudian secara diam-diam ia masuk ke dalam golongan wanita Quraisy, ia pun membujuk wanita itu, hingga akhirnya masuk Islam. Misinya diketahui oleh penduduk mekah, mereka membawanya kepada Ummu Sulaim dan berkata: Jika bukan karena kaummu, kami pasti sudah membunuhmu”
Kaum Mekah kemudian membawanya di atas unta tanpa satu alas pun. Mereka membiarkan aku di tengah padang pasir yang luas dan panas selama 3 hari tanpa makan dan minum. Mereka beristirahat, dan ketika mereka beristirahat Ummu Sulaim mendapatkan sesuatu jatuh dari atas, yang ternyata adalah ember yang berisi air, sehingga ia minum sampai cukup, dan menyegarkan badan dan pakaiannya dengan air tersebut. Ketika kaum Quraisy terbangun, dia kaget, karena mendapatkan Ummu suraikh dalam keadaan segar dan basah oleh air, dan menuduh bahwa ia telah mengambil air milik mereka.
Anas bin Malik RA berkata:
“Rasulullah SAW pergi berperang bersama Ummu Sulaim dan para wanita kaum Anshar. Jika perang telah usai, para wanita itupun memberi minum kepada bala tentara. Mereka juga mengobati tentara yang terluka.” (HR. Muslim).
Rabbi binti muawid berkata:
“Kami ikut perang bersama Nabi saw, Kami memberi minuman kepada bala tentara, melayani mereka, membawa para syahid yang terbunuh, dan orang-orang yang terluka untuk kembali ke madinah.” (HR. Bukhari)
Langganan:
Postingan (Atom)