Rabu, 03 Juli 2013

Oleh-oleh dari pendakian Semeru bertabur hikmah

Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S An Nahl : 15)

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Q.S AL Luqman : 10)


Alhamdulillah sabtu , ahad kemarin tanggal 29-30 Juni 2013 saya bersama teman2 Santika mendapat kesempatan mendaki gunung Semeru, dia termasuk salah satu resolusiku 2013.. Alhamdulillah tercapai dan tercoretlah resolusi itu. Ada banyak hal yang hendak tertoreh disini sebagai oleh2 pendakian kami selama 2hari 2malam memperoleh banyak hikmah, cerita, teguran dan bahkan kesyukuran yang tak terhingga.

Sungguh Allah Maha Pencipta itu semuanya dengan keteraturannya, 2 ayat awal yang kukutip di atas serasa benar sekali ayat itu kami rasakan ketika langkah-langkah kaki kami menapakinya, gunung yang sangat kokoh berdiri tegak, bahkan ketika kita hendak menempuhnya selalu ada rasa kelelahan sebab naiknya yang membuat kaki terasa berat untuk terus mendaki, dalam benak diri saat pendakian selalu bertanya mengapa sih gunung itu tidak mau menerima amanah kekhalifahan dari Allah seperti dalam surat Al Azhab ayat 72 dengan arti :

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,


Ya mengapa mereka semua enggan menerima amanah itu sehingga berani-beraninya manusia menerima amanah sebagai khalifah jika manusia tak mengerti pastilah ia dzalim sekali. Gunung yang begitu tinggi dan untuk mendakinya saja butuh perjuangan yang luar biasa dari manusia. Gunung saja yang butuh perjuangan untuk kita daki menolak amanah itu dan kemudian diberikan kepada manusia bukankah berarti manusia itu memang makhluk yang HARUS SIAP MEMIMPIN DUNIA. Begitu dzalimnya manusia jika ia tak mengerti tugasnya di muka bumi ini dan lupa akan mengingat pada sang pemilik hidup kita. Padahal mereka gunung-gunung itu juga bertasbih pada Allah

Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, (Q.S As Shaad :18)

sungguh kumerasakan tasbih mereka dengan suara gemuruh angin ketika perjalanan dari kalimati menuju puncak Semeru di sepertiga malam terakhir… hening sekali, sungguh malu kami semua kepada mereka yang senantiasa bertasbih pada Allah, pepohanan itu seakan tak henti bertasbih pada Allah dengan ketundukan yang penuh pasrah sehingga ia mampu memberikan manfaat pada manusia

“Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata” (Q.S Qaaf :50 )


membaca surat Qaaf ayat 50 mereka tanaman, gunung diciptakan Allah hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka akankah kita selalu mengkhianati apa yang telah Allah berikan kepada kita? Mereka memberikan banyak manfaat kepada manusia, sedangkan kita para manusia sudah berusaha apa untuk memberikan manfaat lebih untuk kehidupan kita ni?

Sungguh kesempatan berharga sekali ketika kubisa selangkah demi selangkah menapaki jalan menuju puncak itu walau dengan tertatih, terluka dan butuh banyak istirahat sebab nafas yang terengah-engah ketika menapaki pendakian… sungguh sulit bagi yang merasa fisik kurang mampu namun ada azzam dan tekad yang kuat dalam jiwa untuk terus melanjutkan perjalanan ini.

Ada harap besar ada tujuan pasti mengapa kuharus lanjut ya demi Allah, karena Allah sebab cinta Allah dengan melihat ciptaanNya dari atas untuk bersyukur kemudian menjawab penasaranku mengapa ya gunung ga mau menerima amanah itu??? Benar pula ketika kuberada diatas walau belum sampai puncak Mahameru namun sudah di hamparan berpasir … kulihat di bawah sangat indah sekali, sangat cantik, elok, mempesona dengan begitu kuasa Allah menciptakan tumbuhan, sungai hutan, perkampungan itu terlihat semua dari atas, beberapa bukit terlihat sekali diatas… AAAAAAAAAAAAHHHHH SUNGGUUUUUUUUUH…

kita ini sangat kecil sekali tak pantas sedikitpun kita sombong… ketika kaki melangkah di hamparan pasir itu ada rasa syukur, haru, malu, tunduk bahkan takut yang menjerat jiwa. ALLAH semoga Engkau membantu kami untuk tidak sombong berjalan di muka bumi ini

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (Q.S Al Israa:37)


Iya kumerasakan sekali ayat diatas ini sungguh SANGAT tak pantas sekali kita sombong karena kita tak akan mampu sampai setinggi gunung itu kenapa?
Mendakinya saja butuh hampir lebih 20 jam-an menuju atas.
Kemudian apa yang pantas kita sombongkan… Astghoufirullah hal adzim… sungguh dzalim manusia ini.

Pelajaran berharga untuk diriku dan saudaraku semua yang telah berusaha menapaki jalan pergunungan menuju semeru, yang mulai awal perjalanan dari ranu pane menuju ranu kumbolo saja ditempuh dengan perjalanan sekitar 6 jam lebih kemudian dilanjut dari ranu kumbolo menuju kalimati membutuhkan sekitar 5jam-an kemudian sepertiga malam terakhir melanjutkan menuju puncak sekitar 6jam-an….

Hikmah 1 : Hikmah perjalanan/ perjuangan

Hikmah apa sesungguhnya yang bisa kita raih dari perjalanan ini? Sungguh klo kita tidak punya tujuan yang jelas pasti kita sudah menyerah di bawah dan tak akan mau dan mampu untuk melanjutkan perjalanan.

Menuju puncak, mencapai cita-cita itu tidak mudah sungguh dibutuhkan perjuangan yang penuh ekstra apalagi menapaki jalan naik, seperti logo nike √ ya klo kita hendak naik mutlak dibutuhkan perjuangan lebih kuat,

benar kata ustad Anis Matta ada 3 prinsip agar kita bisa naik yang pertama adalah minta pertolongan Allah, kedua menguatkan ukhuwah ketiga adalah bekerja ekstra keras ….

Nahhhhh…. Kita telah menstimulasikan itu semua dari pendakian kemarin bukankah ketika kita mulai lelah, capek apa yang menggairahkan kita untuk terus lanjut ya… Allah.. terus berdzikir dan minta pertolongan Allah sehingga Azzam kita kuat terpatri dalam dada,

nah yang kedua menguatkan ukhuwah, jelas terasa ketika ada saudara kita yang kesulitan unt menapaki jalan itu, kemudian bukankah kita harus terus menjaga, memotivasi bahkan pun menolongnya, tak ada satupun diantara kita menyalahkan mereka, bahkan diantara kita saling menanggung beban bukan?
Seperti rukun ukhuwah itu kan?

Kemudian yang ketiga prinsip menuju puncak adalah KERJA KERAS …. Wah ini jelas banget, coba kita rasakan kita jalan hampir 24jam-an lebih dengan istirahat tidak lebih dari 6 jam.

Dan ternyata kita berusaha untuk bisa mengalahkan hawa nafsu kita untuk tetap terlelap tidur, kita rela meninggalkan slipping bag kita hanya demi menuju puncak, padahal tidur serasa lebih nikmat, namun itu semua kita abaikan walau kaki harus sakit, tangan harus menggaruk pasir.. sakit.. jelas…. Tapi mengapa kita mau melakukan?

Ya sekali lagi karena kita punya tujuan, impian yang jelas begitu… masih teringat kata ustad Anis matta jika kita punya tujuan, mimpi, cita-cita kemudian selalu kita pikirkan bagaimana untuk mencapainya maka pasti kita ada jalan untuk mencapainya, sama dengan pendakian ini bukan? MAKA SESUNGGUHNYA kita SANGAT MAMPU UNTUK BEKERJA KERAS kemudian berusaha menjauhkan lambung kita dari tempat tidur…

liat kita sudah berusaha menstimulasikan 2 hari itu bukan? Alangkah beruntungnya kita jika stimulasi 3 prinsip menaik dapat kita gelorakan dalam jiwa dan terus kita pompa untuk kita laksanakan …. YA KITA PASTI BISA …. Saling mengingatkan… dan ingatlah stimulasi ini….

Lagu jejak ini sedikit penyemangat bagi kita untuk kedepannya yang sempat sedikit kita stimulasikan :

Menapaki langkah-langkah berduri, Menyusuri rawa lembah dan hutan
Berjalan diantara tepi jurang , Semua dilalui demi perjuangan
Letih tubuh di dalam perjalanan , Saat hujan dan badai merasuki badan
Namun jiwa harus terus bertahan , Karna perjalanan masih panjang
Kami adalah tentara Allah , Siap melangkah menuju ke medan juang
Walau tertatih kaki ini berjalan , Jiwa perindu syahid takan tergoyahkan
Wahai tentara Allah bertahanlah , Jangan menangis walau jasadmu terluka
Sebelum engkau bergelar syuhada , Tetaplah bertahan dan bersiap-siagalah
By.IZZIS dengan judul asli JEJAK

Hikmah 2 : Kehidupan pendaki di Pegunungan

Entah mengapa kumasukan salah satu yang kutemui para pendaki itu menjadi sumber inspirasi dalam tulisan ini.

Unik saja dan tertarik saya untuk mengabadikan kehidupan mereka di sini sapa tau kalau ntr kulupa disini bisa jadi pengingat,. Ya entah mengapa setiap perjalanan baik berangkat maupun pulang selalu bertemu dengan para pendaki yang ramah, penuh senyum selalu menyapa bahkan “itsar” pun sangat diperlihatkan jauh dari sikap keangkuhan, sangat harmoni dalam bumi perkemahan itu, hatta kita baru kenal, kita bisa mendapat banyak hal, contoh saling membantu dalam makanan, ngobrol sana sini yang akhirnya nyambung walau cuman baru kenal detik itu, seakan semua yang berda di situ adalah saudara, saling menolong, berbagi dan memotivasi, jadi ya selalu tersenyum terus lah ketika menapaki jalan dan bertemu banyak pendaki.

TULUS terlihat di mereka sebab kemungkinan mereka punya banyak cita-cita mulia… sempat bawa bendera partai dan mereka menyapa “dari PKS ya mbak, saya kira dari HTI” kemudian kami jawab bareng iya mbak PKS .. pendaki lain menjawab klo saya gerindra mbak… keberanian menyapa… walau kita tak tau dalam hatinya yang jelas diantara pendaki itu terlihat senyum ketulusan diantara mereka dan mungkin bisa jadi mereka memiliki soliditas yang tinggi unt sesame timnya… SALUT.. SEMANGATnya


Hikmah 3 : Kehidupan Masyarakat di Pegunungan

Kalo ini kuperoleh dari perjalanan berangkat dan pulang menggunakan kendaraan, sebanarnya masyarakat pegunungan ini jiuga saya temui di daerah tengger menuju bromo dan perjalanan menuju Semeru itu membuat diri semakin takjub akan kehidupan Cahgun (cah gunung) mereka bisa bertahan hidup di gunung,

lumayan banyak lho penduduknya, setelah melewati daerah menuju coban pelangi kita mendapati perkampungan yang sangat padat di daerah pegunungan. Mereka begitu sibuk dengan urusan pertaniannya,

iya …. Mata ini sangat dimanjakan dengan berbagai tumbuhan hijau, tanaman, sayuran, ada di sini merekalah pemasok sayuran, buah-buahan menuju kota. Banyak ibu-ibu yang mencangkul di sana, mungkin sangat biasa bagi mereka ibu-ibu itu mencangkul ya…. Seakan kehidupan mereka terus untuk memberikan manfaat dengan kegiatan mereka itu…. Nah nth tiba2 di dalam benak terfikir apakah mereka tersentuh pengajian ya?
Kalo dari luar pasti ia hanya nerima dari televisi saja, mungkin mereka ngaji bahkan mungkin lebih kusyu’ dari kita, lebih takwa dari kita, namun terfikir adakah tarbiyah masuk ke masyarakat situ?

Kira-kira klo masuk sapa ya yang berani dan mau menginjakan kaki untuk menyebarkan islam di sana? Entah apa bagaimana caranya… semoga ada dan ada yg berani, apakah mungkin ya jika suatu saat santika maupun kepanduan jika sedang melakukan ekspedisi perjalanan mungkinkah bisa dilakukan bersamaan dengan direct selling entah itu daerah pegunungan maupun daerah pesisir kemudian mengadakan ta’lim bersama di daerah pegunungan maupun pesisir, aaah mungkin mereka sudah melakukan dan aku saja yang tertinggal , tpi klo tiba2 ada ta’lim besar2an mungkin tidak ya? Seperti para misionaris dulu mengepung malang selatan….

Semoga mendapat kesempatan

HIKMAH 4 : Menapaki kisah sahabiyah

Ya… ini penting juga ditulis sebab mendaki itu pun dilakukan oleh Rasulullah dan Abu bakar saat hijrah, kemudian kita ingat betul bukan dengan asma’ biti abu bakar yang dijuluki sebagai “dzatun nithoqoin” (pemilik dua ikat pinggang) sebab apa bliau mendapat julukan itu pastinya kita masih ingat bukan karena ia harus menaiki bukit untuk mengantar makanan dan dia menyobek sabuknya menjadi dua yang satu digunakan untuk sabuk yang satunya digunkan untuk tempat makanan padahal waktu itu ia tengah hamil bukan?

Subhanallah… betapa malunya kita, ketangguhan asma’ membuat kita tertunduk…. Semoga dengan mendaki ini sebagai sarana untuk latihan yang kemungkinan suatu saat kita harus seperti itu.

Kita tau juga Sumayyah syahidah pertama sebab memperjuangkan islam, dia mau disiksa, berani sakit.

Kemudian Nusaibah yang sangat gagah berani membela Rasulullah sehingga ia terkena tusukan pedang lebih dari 12 kali hanya karena melindungi Rasulullah.

Nah semoga dari pendakian ini kita tidak lagi menolak jika ada amanah dakwah datang, jika kita mulai di luncurkan kemanapun… semoga tidak menjadi akhwat yang manja.. dan semoga kita mampu meneladani sahabiyah-sahabiyah tersebut sehingga kelak kita bisa bertemu dengan mereka. Aamiin


HIKMAH 5 :SARANA perkuat Ruhiyah

Pendakian ini tepat sekali menuju sepekan ramadhan, persiapan fisik yang berusaha kita lakukan untuk menyabut ramadhan ini…

Malu jika kelak di bulan ramadhan kita tidak mampu berdiri lama-lama untuk melakukan qiyamul lail, sedang kita sebenarnya bisa sebab dari pendakian itu kita telah membuktikan kita bisa berdiri bahkan berjalan sekitar 6jam an di sepertiga malam terakhir, yang katanya sesungguhnya pendakian itu yang sangat mempengaruhi adalah ruhiyah kita kata pemandu kami 10 %fisik dan 90 % adalah ruhiyah…. Tapi ga tau tu teorinya darimana …

nah sungguh malu jika kita mudah mengantuk saat melakukan ketaatan, kita berani terluka, sakit saat pendakian masak kita untuk ibadah tidak berani untuk totalitas? Kita lihat Rasulullah sampai bengkak tumitnya sebab ibadah, sedang kita sakit kaki kita Karena pendakian dan tumit kita gunakan untuk menumpu saat menuruni pasir sehingga tersa sakit… nah…. Mungkin ini tak seberapa bila dibanding dengan di akhirat kelak.

Mungkin sangat sakit jika anggota tubuh kita tidak kita gunakan menuju ketaatan, saudaraku ramadhan sudah di depan mata, mari kita perkuat azzam, perkuat target seperti kita perkuat azzam saat hendak menuju puncak…..

saatnya kita menuju puncak yang sesungguhnya, puncak menuju cinta ALLAH, PUNCAK KETAATAN, puncak KETAQWAAN itu…. Mari mulai mengejar target itu…. Sampai jumpa di puncak ketaqwaan… di I’tikaf2 kita kelak ketika ngantuk tengah malam kita ingat bahwa kita pernah menyiapkan fisik ini …. SELAMAT MENGELOLAH RUHIYAH DENGAN CARA YANG TERBAIK….

Jazzakumullah kepada DPD PKS KAB Malang yang telah memberikan kesempatan dan support yang luar biasa kepada kami pora SANTIKA , kami tau tak semua DPD memberikan peluang ini.. semoga ini semakin menguatkan kita untuk terus memperjuangkan kemanangan dakwah ini.

Jumat, 03 Mei 2013

MENYATULAH dengan 4 FUNGSI Itu

SANTIKA (Barisan Putri Keadilan )


Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,supaya kamu beruntung. (Q.S Ali Imran :200)


Bukan sekedar kata, bukan sekedar kumpulan akhwat ,bukan sekedar organisasi…

Dari barisan ini mempunyai banyak fungsi, dia bukan hanya sebagai pengaman dakwah di kalangan akhwat namun sebagai perekrut, Pembina serta sebagai pelayan…


Ya keempat fungsi itu yang menjadikan kader SANTIKA bak bunga melati yang senantiasa suci dalam perjuangannya bak tangan ke atas yang siap melayani setiap saat …. Dengan fitrah kewanitaannya ia mempunyai berbagai fungsi dalam berperan aktif menegakkan agama ini.


Ia bukan sembarang kader akhwat yang digunakan hanya saat pengamanan di event besar PKS saja, yang ia hanya kelihatan dioutbond-outbond akhwat saja. Hmmm sungguh tidak, sesungguhnya jika kader SANTIKA yang sudah menyatu jiwa kesantikaannya maka ia tak akan pernah lepas dari tugasnya tersebut walau ia tak menggunakan seragam SANTIKA


Ia senantiasa melayani sekitar, peka dengan sekitar, jika ada yang butuh bantuan, langsung respon dan tanggap tanpa harus berkali ditawari.


tentang fungsi pengamanan iapun menyatu dalam diri setiap kadernya, selalu ada sikap kewaspadaan, ia mampu mengamankan diri dari kemaksiatan, mengamankan sekitar agar tidak terjadi kemaksiatan, membuat teman sekitar kita merasa aman dan nyaman bersama kita. SUNGGUH walau kita tak mengenakan atribut SANTIKA namun menyatulah dengan fungsi ini… amankan diri dan sekitar


Lanjut ke fungsi rekruitmen, dalam diri kader SANTIKA setiap moment yang ia lakukan adalah kesempatan emas untuk mengenalkan,mengajak kepada kebaikan disekitar kita, mencintai mereka setulus mungkin dengan cara memberi manfaat bagi sekitar


AKHIR fungsi Pembinaan, ia tak akan pernah lupa untuk terus memberikan kebaikan, menanam, memupuk kebaikan tersebut, membina mujahidah selanjutnya, membina dirinya, latihan terus dilakukan untuk menempadiri dan menyiapkan diri untuk kemenangan Islam


KADER SANTIKA MENYATU DENGAN 4 FUNGSI PENGAMAN, PEREKRUT, PEMBINAAN DAN PELAYANAN

SEMANGAT!SANTIKA ! walau kalian beda dengan akhwat lain dan mungkin ga banyak yang memperhatikan namun inilah cara kita untukmencintai Allah dan mencari jalan menuju SurgaNya…


Dalam al Quran Surat An Nisa ayat 71 :

” Hai orang-orang yangberiman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!“
MARI dari sini kita menyiapkan dengan perbekalan terbaik kita menuju mihwar daulah...


jangan pernah takut, maju terus, totalitas dalam perjuangan

mungkin kita akan sangat capek mengemban dakwah ini tapi inilah bekal kita menuju Surga kelak...

biarkan kecapekan yang kiuta rasakan saat ini tidak berimbas menjadi kecapekan di akhirat kelak sebab menanti kapan kita dihisab dengan kepanasan, semoga capeknya kita menjadi jalan dinaunginya kita oleh Allah diakhirat kelak... aamiin.. jangan pernah berbalik arah sedikitpun walau onak dan duri bertebaran di depan kita...

langkah kita tak akan pernah berhenti untuk terus berjuang disini sebab kita telah menjual diri ini dengan syrgaNya Allah

Inilah langkahku terus melaju………. Kan kuayuh walau punpayah

Sungguh surge berada di bawah kilatan pedang

Semoga kelak diakhirat apa yang kita lakukankeempat fungsi itu dalam keseharian kita menjadi saksi indah peneman kitadialam kubur. AAMIN

Jumat, 22 Februari 2013

Akhwat Pengaman Dakwah


Wanita Keadilan
by: Shotul Harakah
Perjuangan wanita keadilan
menjadi tiang negara dan agama
landasan bagi generasi masa depan
dalam mengayun siap..
songsong fajar islam
melahirkan wanita indonesia
cedas dan bertakwa
berakhlak mulia dan berbudaya
cermin keagungan negara
Reff:
Damai sejahtera terbentang
menyambut kau berjuang
wanita keadilan
pintunya terbuka untukmu
hai mujahidah
wanita keadilan


Nasyid ini pertama kali saya dengar waktu muskerwil 2010 di Surabaya ……
Ya kita semua disini telah mengikrarkan diri masuk dalam barisan dakwah ini, siap dijadikan apapun, siap untuk disiapkan berkontribusi, jadi apapun itu….
Hatta kita yang telah mengikrarkan diri sebagai pengaman dakwah sebagai pelayan, perekrut, pembinaan serta pegamanan dakwah.


Seringnya kita berfikir bahwa kita adalah akhwat yang tangguh tapi memang kita harus mempersiapkan ketangguhan kita untuk membela agama ini, walau kita seorang akhwat tidak menjadikan penghalang untuk terus berkontribusi, untuk terus berlatih menyiapkan diri.

Walau terik panas kau lalui bahkan kau tak takut kulitmu semakin hitam sebab kau dapat tugas di luar ruangan untuk berjaga, kau tak pernah menolaknya bahkan semakin siaga. Pun ketika kau dapat tugas dalam ruangan bukan berarti itu lebih nikmat dari pada yang lain tapi kau tak boleh menikmati acara kau harus siaga tanpa batas, tidak boleh lengah focus pada pengamanan setiap asset dakwah termasuk kader dakwah ini, kau harus sigap mengamankan mereka, jangan samapai ada yang tersusupi……


Disaat para akhwat yang lain duduk menikmati acara atau duduk berteduh pada saat acara outdoor namun kau tetap berdiri bersiaga masih tetap berbaris rapi tanpa ada keluhan sedikitpun.

Bahkan sering ada ungkapan jika acara ini berjalan dengan aman dan lancar bukan tim pengaman yang mendapat apresisasi utama namun jika acara ini termasuki oleh hal-hal yang tidak diinginkan maka tim pengamanlah yang mendapat evaluasi pertama.


Kaulah wahai Mujahidah yang terus berlatih dimedan pertempuran fisik
Kau tak lelah untuk terus melayani, kau tak lelah untuk terus menempa diri
Kau tak lelah untuk terus berlatih fisik disaat akhwat-akhwat yang lain tidak fokus kesana
Kaulah wahai mujahidah santika yang disiapkan sebagai garda terdepan pembela dakwah ini, pelindng, pengamannya...

Maka senantiasa bersiap siagalah sebab kita tidak tahu amalan mana yang diterima Allah, kita tidak tau amalan mana yang diterima ...

jangan pernah menyepelekan peran kecil kita yang hanya sekedar berdiri mulai pagi hingga siang bahkan sampe sore. Jangan pernah

Pun ketika kita masuk dalam barisan dakwah ini bukan berarti kita lebih dari akhwat yang lain namun kita HARUS lebih SIAP menyerahkan jiwa ini untuk dakwah , melatih diri untuk mengawal kemenangan dakwah.....
Selama tubuh ini masih mampu maka berlatih dengan maksimal...

Siapkan diri untuk diperjual belikan di jalan Allah sesuai dengan surat at tauah 111:

„“sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.................“


TERUSLAH BERTAHAN DAN BERSIAP SIAGALAH!!! BERLATIH TANPA HENTI !
TEMPA DIRI siapkan DIRI untuk KEMENANGAN HAKIKI!!!





Selasa, 15 Januari 2013

Tarbiyah Jihadiyah oleh ustad Didik

Ringkasan Materi: Jihad,, bagaimana menjadikan jihad itu sebagai nafas, sebagai hidup kita. Seseorang yang mati sedang didalam hatinya tidak ada niat sedikitpun untuk berjihad dijalan Allah maka ia bukanlah termasuk golongan muslim. Jihad adalah satu-satunya jalan untuk menembus setiap celah kehidupan dalam menegakkan kalimat Allah. Jihad tidak hanya ketika menjadi santika, atau ketika menjadi istri atau menjadi ibu saja. Tetapi jihad itu adalah menjalankan setiap peran dakwah secara bersama-sama dalam waktu yang berbarengan. Disamping menjadi seorang Santika dalam waktu yang bersamaan kita juga menjadi seorang ibu, seorang istri, seorang guru, seorang anak dan juga seorang pengatur rumah. Karena itulah setiap peran tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan porsinya masing-masing dan porsi setiap peran itu hanya terpenuhi ketika niat kita memang benar-benar untuk berjihad di jalan Allah. Menempatkan posisi dengan sebaik-baiknya. Menjaga dan menjalankan setiap amanah dengan sepenuh hati. Kecintaan terhadap jihad itulah yang akan menjadikan seorang muslim mampu menjaga dan menjalankan amanah dakwah dengan maksimal,, dengan benar-benar memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki. Allah berfirman berangkatlah meski dalam keadaan berat atau ringan, sempit atau lapang. Firman Allah ini akan bisa kita terapkan ketika kita benar-benar meniatkan hanya untuk Allah dan berjihad hanya untuk meraih ridlo Allah. Hanya seorang mujahid/mujahidahlah yang isa menjalankan islam secara kaffah,, menyeluruh. Bukan mengkotak-kotakkan/ memisahkan setiap peran yang dijalankan dalam waktu bersamaan tetapi menjalankan peran tersebut dalam koridor dakwah dan jihad di jalan Allah. Dengan landasan yang sama yaitu mencari ridlo Allah dan menegakkan kalimat Allah meskipun dengan fungsi dan tugas yang berbeda dari setiap peran.

diresume oleh Sholicha (sekum dan bendum santika kabupaten malang)

DIKSAR 2 SANTIKA JATIM

pada tanggal 4-6 Januari kemarin SANTIKA DPW JATIM mengadakan DIKSAR 2 yang diikuti oleh sekitar 60an peserta dari berbagai DPD di JATIM....

dIKSAR 2 Kali ini sepertinya SANGAT ISTIMEWA SEKALI sebab pematerinya luar biasa hampir semua pemateri dari DPP yaaa.. hmmm sebab disebelah kami melaksanakan diksar juga ada mukhoyyamnya bapak-baoak....


oh ya bntr lagi akan di postkan materi materi yang di dapat di diksar 2 tp yg perlu dipost saja ya...

rangkuman ini ditulis oleh ukhti icha sekum sekaligus bendum santika kabupaten malang
kalo mau silahturahim ke beliau silahkan
d
isini

Senin, 24 September 2012

20 Keistimewaan Wanita

1. Doa perempuan lebih makbul dari pada laki-laki karena sifat penyayang mereka lebih kuat dari laki-laki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, baginda SAW menjawab,

“Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia”.

2. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

3. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

4. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

5. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

6. Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.

7. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, darajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis karena takut kepada Allah SWT dan orang yang takut akan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

8. Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang membuat senang anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS.

9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

10. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dikehendaki.

11. Satu perempuanyang solehah lebih baik daripada 1,000 lelaki yang soleh.

12. Aisyah berkata,

“Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap perempuan?

Jawab rasulullah, “Suaminya”.

“Siapa pula berhak terhadap lelaki?”

Jawab Rasulullah, “Ibunya”.

13. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu lebih dahulu.

14. Perempuan yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selagi dia taat kepada suaminya serta menjaga sembahyang dan puasanya.

15. Perempuan yang taat berkhidmat kepada suaminya akan ditutup pintu-pintu neraka baginya dan dibukakan pintu-pintu syurga untuknya. Masuklah dia kedalam surga dari pintu yang dia kehendaki tanpa dihisab.

16. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.

17. Perempuan yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Nabi SAW) di dalam syurga.

18. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga.

19. Dari Aisyah r.a, “Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.”

20. Didalam kitab suci Al-Qur’an terdapat surat dengan nama an-Nisa yang artinya para wanita tetapi tidak didapati surat dengan nama ar-Rijal (laki-laki). Setiap kata yang tersemat didalam kitab suci al-Qur’an (apalagi sub-induknya alias judul surat) mengandung pengertian yang agung, sesuatu hal yang besar dan harus mendapat perhatian dari para makhluk.

Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya bagi para perempuan.

Selasa, 18 September 2012

Mujahidah dizaman Rasulullah

Jika kita membaca sejarah para sahabat perempuan di zaman Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kita akan banyak menemukan kekaguman-kekaguman yang luar biasa. Mereka bukan hanya berilmu, berakhlaq, pandai membaca Al Qur'an, tapi juga jago pedang, berkuda dan memanah, dan tidak sedikit yang juga menjadi "dokter" yang pintar mengobati para sahabat yang terluka di medan perang. Bahkan, ada di antara mereka yang terpotong tangannya karena melindungi Rasulullah! Subhanallah... Simak kisah mereka..



Nusaibah si Jago Pedang

Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia berdiri di puncak bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang perempuan mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi sang pemimpin orang-orang beriman.

Kata Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam kemudian, "Tidaklah aku melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud kecuali aku melihat Nusaibah binti Ka'ab berperang membelaku."

Memang Nusaibah binti Ka'ab Ansyariyah demikian cinta dan setianya kepada Rasulullah sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam bahaya, dia maju mengibas-ngibaskan pedangnya dengan perkasa sehingga dikenal dengan sebutan Ummu Umarah, adalah pahlawan wanita Islam yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dalam menunaikan Baitur Ridhwan, yaitu suatu janji setia untuk sanggup mati syahid di jalan Allah.

Nusaibah adalah satu dari dua perempuan yang bergabung dengan 70 orang lelaki Ansar yang berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu ia ditemani suaminya Zaid bin Ahsim dan dua orang puteranya: Hubaib dan Abdullah. Wanita yang seorang lagi adalah saudara Nusaibah sendiri. Pada saat baiat itu Rasulullah menasihati mereka, "Jangan mengalirkan darah denga sia-sia."

Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami serta kedua orang anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh merangsek maju sementara Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berdiri tanpa perisai. Seorang Muslim berlari mundur sambil membawa perisainya, maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berseru kepadanya, "berikan perisaimu kepada yang berperang." Lelaki itu melemparkan perisainya yang lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.

Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud, sebagaimana berikut: "…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka."

Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, "Ibnu Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah ketika para sahabat sedang meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku tidak akan selamat selagi dia masih hidup.' Lalu Mushab bin Umair dengan beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibny Qumaiah memukulku."

Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu berseru kepada anaknya, "Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah, jadikanlah mereka sahabatku di surge!" Mendengar itu, Nusaibah berkata kepada anaknya, "Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia ini."

Subhanallah, sungguh setianya beliau kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam.

Khaulah binti Azur (Ksatria Berkuda Hitam)

Siapa Ksatria Berkuda Hitam ini? Itulah Khaulah binti Azur. Dia seorang muslimah yang kuat jiwa dan raga. Sosok tubuhnya tinggi langsing dan tegap. Sejak kecil Khaulah suka dan pandai bermain pedang dan tombak, dan terus berlatih sampai tiba waktunya menggunakan keterampilannya itu untuk membela Islam bersama para mujahidah lainnya.

Diriwayatkan betapa dalam salah satu peperangan melawan pasukan kafir Romawi di bawah kepemimpinan Panglima Khalid bin Walid, tiba-tiba saja muncul seorang penunggang kuda berbalut pakaian serba hitam yang dengan tangkas memacu kudanya ke tengah-tengah medan pertempuran. Seperti singa lapar yang siap menerkam, sosok berkuda itu mengibas-ngibaskan pedangnya dan dalam waktu singkat menumbangkan tiga orang musuh.

Panglima Khalid bin Walid serta seluruh pasukannya tercengang melihat ketangkasan sosok berbaju hitam itu. Mereka bertanya-tanya siapakah pejuang tersebut yang tertutup rapat seluruh tubuhnya dan hanya terlihat kedua matanya saja itu. Semangat jihad pasukan Muslimin pun terbakar kembali begitu mengetahui bahwa the Black Rider, di penunggang kuda berbaju hitam itu adalah seorang wanita!

Keberanian Khaulah teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya. Katanya, "Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Dimana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Dimana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!"

Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para Muslimah sampai mereka pun bulat tekad melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri. "Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat.

Dikisahkan bahwa akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh! Subhanallah…

Nailah si Cantik yang Pemberani

Nailah binti al-Farafishah adalah istri Khalifah Ustman bin Affan. Dia terkenal cantik dan pandai. Bahkan suaminya sendiri memujinya begini: "Saya tidak menemui seorang wanita yang lebih sempurna akalnya dari dirinya. Saya tidak segan apabila ia mengalahkan akalku." Subhanallah!

Mereka menikah di Madinah al-Munawwarah dan sejak itu Ustman kagum pada tutur kata dan keahlian Nailah di bidang sastra. Karena cintanya, Ustman paling senang memberikan hadiah untuk istrinya itu. Mereka punya satu orang anak perempuan, Maryan binti Ustman.

Ketika terjadi fitnah yang memecah belah umat Islam pada tahun 35 Hijriyah, Nailah ikut mengangkat pedang untuk membela suaminya. Seorang musuh menerobos masuk dan menyerang dengan pedang pada saat Ustman sedang memegang mushaf atau Al Qur'an. Tetesan darahnya jatuh pada ayat 137 surah Al Baqarah yang berbunyi, "Maka Allah akan memelihara engkau dari mereka."

Seseorang pemberontak lain masuk dengan pedang terhunus. Nailah berhasil merebut pedang itu namun si musuh kembali merampas senjata itu, dan menyebabkan jari-jari Nailah terputus Ustman syahid karena sabetan pedang pemberontak. Air mata N`ilah tumpah ruah saat memangku jenazah sang suami. Ketika kemudian ada musuh yang dengan penuh kebencian menampari wajah Ustman yang sudah wafat itu, Nailah lalu berdoa, "Semoga Allah menjadikan tanganmu kering, membutakan matamu dan tidak ada ampunan atas dosa-dosamu!"

Dikisahkan dalam sejarah bahwa si penampar itu keluar dari rumah Ustman dalam keadaan tangannya menjadi kering dan matanya buta!

Sesudah Ustman wafat, Nailah berkabung selama 4 bulan 10 hari. Ia tak berdandan dan berhias dan tidak meninggalkan rumah Ustman ke rumah ayahnya.

Nailah memandang kesetiaan terhadap suaminya sepeninggalnya lebih berpengaruh dan lebih besar dari apa yang dilihatnya terhadap ayahnya, saudara perempuannya, ibunya dan juga kerabatnya. Ia selalu mendahulukan keutamaannya, mengingat kebaikannya di setiap tempat dan kesempatan. Ketika Ustman terbunuh, ia mengatakan, "Sungguh kalian telah membunuhnya padahal ia telah menghidupkan malam dengan Al Qur'an dalam rangkaian rakaat."

Subhanallah yah, ternyata umat muslim juga memiliki jagoan wanita yang memang nyata adanya, semoga kita, para muslimah dapat mengambil teladan dari mereka, aamiin.

Sumber: • Al-Ekhlaas Islamic Page