Kamis, 31 Mei 2012

Menjadi Muslimah yang Sholeha, Cerdas dan TAngguh

Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya sebagian manusia ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup berbagai kejahatan, serta ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kejahatan dan penutup berbagai kebajikan. Berbahagialah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci-kunci pembuka kebaikan dan celakalah orang-orang yang dijadikan Allah sebagai kunci pembuka kejahatan.” (Silsilah Hadits shahih jilid tiga nomor 1332)

Dimulai dari sesuatu yang indah ketika kita membayangkan kesempurnaan seorang muslimah. Walaupun banyak yang salah paham akan makna keindahan yang terpapar di dalamnya. Semua bisa merasakan dan bisa mengubah perasaan kita ketika melihat air mukanya yang penuh cahaya. Itulah keindahan seorang muslimah. Tidak semua harus sama dan seragam. Masing-masing dari mereka unik, penuh pesona yang berbeda. Seperti juga sang bunda khadijah ra yang keibuan, seorang perawan cerdas yang kritis penuh tanya, Aisyah ra; ada juga sang perkasa nusaibah ra. Dan banyak lagi bintang-bintang lain yang selalu memberikan cahayanya masing-masing.
Maksudnya di sini adalah ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjadi seorang muslimah tangguh. Tidak dengan harus sama profesinya, mengolah sesuatu yang sama dan di lahan yang sama pula, akan tetapi kesamaan dalam hal tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari Ridho Allah swt.
Adapun cara untuk membangun semua itu:
1. Kekuatan ubudiyah.
Ketika hubungan kita dengan Allah swt sudah sedemikian kuatnya. Keikhlasan sudah menjadi keseharian kita maka akan terbentuk karakter yang kuat. Karakter yang muncul menjadi pribadi yang dinamis. Dalam diamnya dia menebar fikir dan dalam geraknya dia memotivasi orang lain. Dalam sedihnya dia menggugah dan dalam marahnya dia mengintrospeksi.
Demikian juga ketika kekuatan ubudiyah itu hadir dalam kemampuan memenej diri dan sekelilingnya. Hal itu akan menjadi kekuatan yang menginternalisasi. seperti, tepat dalam mengambil keputusan di saat yang sempit, itqon dalam mengerjakan sesuatu hingga masalah yang teknis operasional sekalipun.

Suatu ketika, datanglah seorang wanita dari Mesir untuk menemui Khalifah Umar bin Abdul Aziz, ia menanyakan istananya kepada orang-orang, lalu mereka menunjukkan rmhnya. Di rmh itu ia menjumpai seorang wanita yang duduk di sebuah tikar yang bertambal, dan mengenakan pakaian yang sudah usang. Juga melihat seorang laki-laki yang kedua tangannya belepotan tanah karena memperbaiki dinding rmh. Wanita itu sangat kaget dan tercengang ketika mengetahui

bahwa wanita yang duduk di lantai itu adalah istri Amirul Mukminin, Fathimah binti Abdul Malik. Ya, dia yang dulu hidup bermewah-mewah bahkan terkadang ia terlambat shalat berjamaah hanya karena lama saat menata rambutnya saja, sekarang berbalik melepaskan belenggu kenikmatan semu itu untuk sebuah amanah yang berat. Kalau bukan karena kekuatan ubudiyahnya tidak akan mau terlepaskan dari semua itu. Lihat juga laki-laki yang belepotan tanah kedua tangannya, dia adalah amirul mukminin yang sedang memperbaiki dinding rumahnya.

Jadi sekali lagi ketika hubungan kita sudah baik dengan Allahswt, takkan ada lagi rona yang bisa membuat kita terlihat gagap ketika keadaan tiba2 berubah. Baik dalam keadaan sempit maupun lapang. Tetap pesona itu akan selalu terlihat ada.

2. Wawasan yang luas.
Untuk menjadi lentera yang bisa memberikan sinar bagi orang lain kita perlu bekal. Kekuatan tsaqofah adalah kemampuan kita untuk memberi tentang berbagai pengetahuan asasi, sebab-akibat dan hikmah dari setiap persoalan. Tanpa banyak membaca mustahil kita bisa memberi cahaya. Ilmu yang bermanfaat adalah amunisi utama bagi muslimah tangguh. Mohonlah kepada Allah agar membimbing kita dalam menuntut ilmu dan gemar membaca. Sebab, siapa yang mendekatkan diri kepada Allah maka ia akan bersamanya dengan ilmuNya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam hadits Qudsi,”Apabila seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatkan padanya sehasta. Apabila ia mendekatkan diri kepadaKu sehasta, maka aku akan mendekat padanya sedepa. Dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendekat kepadanya dengan berlari kecil.”
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, ” Sebagaimana Allah memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan hujan, Ia juga memiliki malaikat malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi masalah ilmu dan petunjuk dan itu merupakan rezeki bagi hati dan makanannya adalah untuk badan.”
Oleh karena itu, mohonlah taufik kepada Allah ketika hendak membaca, tentu kita akan mendapatiNya amat dekat dan mengabulkan setiap permohonan kita sehingga lapanglah semua jalan kebaikan kepada kita.

3. Tekun dalam spesialisasi
Dalam teori Multiple intelejen ada 8 kecerdasan yang bisa kita asah, dan tidak harus semua itu ada dalam satu orang. Walaupun dalam hitungan ambang batas setiap orang bisa mengasahnya. Ada yang bisa menjadi penulis untuk nasyrul fikroh dalam tataran yang lebih luas. Ada yang bisa menjadi politisi, cendikiawan yang aktif meneliti, dan lain sebagainya. Semua perlu spesialisasi di jalurnya masing-masing agar makin indah bertebaran di luar sana. Tanpa spesialisasi akan susah untuk kita menemukan jawaban dari berbagai masalah. Ketika banyak kaum ibu yang butuh tambahan penghasilan karena kurangnya uang belanja dari suami dan juga adanya waktu yang berlebih, maka dibutuhkan sosok enterpreuneur muslimah yang mempunyai kafaah dalam berdagang, dan juga mengelola sdm untuk industri rumahan yang bisa memanfaatkan tenaga dan waktu luang para ibu rumah tangga tersebut. Ketika isu hari bumi sedunia kita butuh muslimah yang paham ilmu lingkungan dan juga ketika ada masalah trafficking terhadap perempuan kita butuh sarjana hukum yang bisa mengerti seluk beluk persoalan.

Jika kita mencoba mengkaitkan Dengan teori kecerdasan majemuk, searing muslimah mengembangkan dirinyap sesuai dengan jenis kecerdasannya:

1. Muslimah Cerdas Bahasa (linguistik)
Berfikir melalui kata-kata. Muslimah seperti ini bisa menebarkan pemikirannya dalam bentuk tulisan. Ada juga yang bisa lebih menajamkannya dalam bentuk merangkum permasalahan yang sudah didiskusikan. Kalau dalam organisasi bisa di tempatkan di litbang atau Think Tank organisasi tersebut.

2. Muslimah Cerdas Matematis-Logika
Cara berfikir: melalui penalaran. Cendiakiawan yang punya fikroh keislaman yang baik akan lebih bermanfaat. Mereka menebar ilmunya yang tak akan habis jika digunakan dalam rangka perbaikan umat. Muslimah seperti ini akan selalu dinanti potensinya.

3. Muslimah Cerdas Spesial
Cara berfikir: melalui kesan dan gambar. Kegemaran: mendesain, menggambar, mebayangkan, mencoret-coret. Untuk mentransfer ide dan kebutuhan pengelolaan dokumentasi seseorang atau organisasi, atau pengetahuan secara luas dibutuhkan kerja-kerja seni untuk menghidupkan penyampaiannya. Biasanya muslimah seperti ini kreatif sekali.

4.Muslimah Cerdas Kinestetis-jasmani
Cara berfikir: melalui sensasi somatis. Zaman shahabiyah para muslimah telah terdidik jasmaninya untuk lebih dioptimalkan agar bisa mengemban amanah dakwah yang sangat cepat konstelasinya. Ada Asma binti abu bakar ra yang kuat sekali turun naik gunung membantu rasulullah dan ayahanda tercinta. Nusaibah di medan perang. Akhwat Muslimah tidak boleh terlihat lemas, pasca melahirkan tidak boleh dijadikan alasan untuk menjadi kelebihan berat badan. Fisik yang kuat menjadikan anak-anak yang kita lahirkan lebih berkualitas. Muslimah seperti ini juga mampu mengelola pemainan fisik seperti drama, pengalaman yg berhubungan dengan indera peraba (tactile experiences), bengkel/mekanik, praktek (hands-on learning).

5. Muslimah Cerdas Musikal
Cara berfikir: melalui irama dan metode.

6. Muslimah Cerdas Interpersonal
Cara berfikir: dengan cara melemparkan gagasan kepada orang lain. Kegemaran memimpin, mengorganisasi, menghubungkan, menebarkan pengaruh, menjadi mediator. Cocok sekali untuk membangun jaringan yang lebih luas. Pertemuan sosial, dagang, dll.

7. Muslimah Cerdas Intrapersonal
Cara berfikir: berhubungan dengan kebutuhan, perasaan, cita-citanya. Proyek individualnya akan selalu jadi bahan perenungannya.

8. Muslimah Cerdas Naturalis
Cara berfikir: melalui alam dan pemandangan alam. Mereka selalu peduli akan lingkungan. Kegiatan eco living yang akan menjadi kesehariannya. Cocok sekali jika menjadi motivator untuk go green.

Keindahan itu akan terangkai utuh ketika semua berjalan beriring satu tujuan.

4. Kemampuan untuk berjejaring.
Berjalanlah dengan seimbang. Sepanjang jalan ketika hidup di dunia ini kita perlu untuk memadukan secara utuh amal-amal yang bersifat ubudiyah dan muamalah secara baik. Ketika kita terlalu fokus untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dan di waktu yang sama kita lupa peran sosial kita dalam bermuamalah terhadap makhluknya maka akan kita rasakan ketimpangan dalam wujud jafaaf ruuhi (kegersangan ruhani) begitu juga dalam keadaan sebaliknya. Jadilah manusia yang hidup dalam keseimbangan sebab itu melapangkan jalan.
Ketika marak sosial media di dunia maya. Sontak tak luput di belahan bumi manapun semua merasakan syok sosial karena memang pada dasarnya manusia butuh untuk bersosialisasi dan berekspresi. Walaupun dalam batas tertentu ada hal-hal yang semestinya tetap harus dijaga. Apalagi sebagai seorang muslimah. Maksudnya disini penting sekali kita mampu untuk berjejaring agar jangkauan kita semakin luas dan akhirnya semakin banyak yang ikut membantu kita menyebarkan kebaikan. Tapi sekali lagi ada adab yang harus kita jaga; bukan untuk popularitas pribadi,
Dari Abu Imran Al Jauny, bahwa Abu Bakar as Shiddiq radhiyallahu’anhu berkata, “Aku ingin sekiranya aku ini hanya sehelai rambut di sisi hamba yang mukmin.” Ungkapan itu tersirat makna kezuhudan seorang shahabat sekaliber Abu Bakar yang tidak ingin merasa lebih dari sesama hamba yang mukmin.
Jadi alangkah indahnya pribadi yang zuhud akan tampak terlihat di dalam keseharian pergaulan seorang muslimah. Bukan menjadi pribadi yang ingin selalu lebih di sisi yang hamba mukmin yang lain. Bermuamalahlah dengan cinta, lapangkan dada dalam keadaan dipuji maupun di hina. Genggam dunia di tangan kita letakkan kecintaan kampung akhirat di dada kita.

Semakin paripurna jika semua berpadu dalam sosok muslimah yang menjadi dambaan umat. Tunggulah sebentar lagi kiprah-kiprah mereka yang luar biasa. Menerangi setiap kegelapan yang ada di belantara dunia yang fana.

Oleh : Ir. fyanti Widuri, tulisan ini di muat di Majalah Salimah edisi Juni 2011

nice moment


INI hasil gambar-gambar waktu TFT DASAR I dan TFT APPEL....
banyak kegiatan yang kami lakukan seperti :

PBB
OUTBOND
REPLING
TITIAN SATU TALI
BELA DIRI PRAKTIS
LONG MARCH KE MASYARAKAT UNTUK SOSIALISASI APPEL

semoga segera ke daerah

Manajemen bENCANA

Bencana / disaster adalah kerusakan yang dapat mengakibatkan kerugian tertentu
Fsktor-faktor yang mempengaruhi bancana :
• Keadaan alam
• Kesalahan manusia
• Keadaan human
• Kekuatan bahaya
• Keadaan fisik / topografi wilayah
• Jumlah dan tingkat kepadatan penduduk
• Jenis materi bangunan

Catatan penting : “ MILITANSI adalah SENJATA TERAMPUH setiap PRAJURIT dalam MEMENANGKAN PERTEMPURAN “

Jika terjadi bencana maka lakukanlah prioritas-prioritas berikut ini :
Prioritas I :
– Assement
– SAR
– Evakuasi
– Markaas komando 2 unit
– Medis
– Alat komunikasi
– Pelaporan
Prioritas II :
– Prioritas I
– Logistic dan gudang
– Dapur umum
– Posko
– Distribusi logistic
– Barak pengungsian
Prioritas III :
– Prioritas I dan II
– Pengamanan SDM dan ASSET
– Trauma heeling
– Donator
– Sanitasi
– Data orang hilang
Tugas –tugas kerelawanan
 Teknis-teknis kerelawanan
 Pendekatan social masyarakat
 Rehabilitasi

Standart Relawan :
 Siap ditempatkan dan mematuhi perintah
 Meng upgrade capasitas ( jasadiyah, ketrampilan, dan ruhiyah )

Kapasitas relawan :
• Evakuasi
• Renang dan menyelam
• Driver angkutan umum maupun alat berat
• Medis dasar
• Navigasi darat
• Memasak missal
• Admin logistic dan gudang
• Radio komunikasi
• Pertukangan mikro dan makro
• Trauma heeling

Manajemen Perjalanan

Yang harus diketahui sebelum melakukan perjalanan adalah :
• Tahu kondisi medannya
• Tujuan melakukan perjalanan untuk apa
• Berapa lama kita disana
• Kemampuan fisik kita
• Hal-hal khusus terkait perjalanan kita

Memperhatikan pakaian ketika hendak naik gunung

• System pelapisan dalam berpakaian
• Baju berbahan katun
• Lapisan penghangat
• Lapisan terluar pelindung angin dan hujan
• Hindari pakaian dari bahan jin

Memperhatikan sepatu saat pendakian

• Cari sepatu dengan no.lebih besar dari biasanya
• Gunakkan sepatu sesuai fungsinya contohnya train boat unt olah raga, off boat unt naik gunung yang ada pelindung mata kaki


Memperhatikan Ransel
• Ransel harus sesuai dengan tubuh kita
• Sabuk bahu meingkar
• Pengikat pinggang
• Step pengencang bahu
• Perhatikan jahitan dan bahannya
• Perhatikan fungsi tas
• Cover ransel
• Kapasitasnya


Teknik packing
• Beban berat diletakan di punggung atas menempel sebagai penyangga tubuh
• Mulai menempatkan barang yang digunakan pada saat sampai di bawah sendiri contoh slipping bag
• Lebih baik dikantongi per item
• Efektivitas kantong tas


Prinsip Tenda
• Tenda terdapat kondensasi
• Tenda yang baik adalah tenda dua lapis

Memperhatikan logistic
• Perhatikan lama perjalanan
• Jumlah team
• Perjalanan ke daerah kering atau basah
• Pantangan-pantangan daerah sekitar tempat yang akan kita tuju
• Tipe perjalanan (cepat atau santai )
• Berat


SURVIVAL
3 hal yang menjadi tantangan adalah :
• Aspek psikologis
• Aspek fisiologi
• Medan daerah survival, dilihat dari fauna, dan floranya
Dalam perjalanan yang menjadi hal terpenting adalah mengenai mentalitas, jika mentalitas bagus maka ia akan menghadapi masalah pada saat perjalanan dengan baik.

Materi Kesantikaan

KESANTIKAAN Oleh Imma Inayati (Ketua SANTIKA JATIM) Materi ini menjelaskan tentang kesantikaan tentang jenjang pengkaderan, arti lambangnya, fungsi) Jenjang pengkaderan SANTIKA ada;ah diksar I --- diksar II -- Diklan Makna logo SANTIKA – Bingkai dasar naungan dua tangan : fungsi santika dalam bingkai fitrah kewanitaannya – Bunga melati : kesucian dan keikhlasan amal – Bulan sabit dan padi : keadilan dan kesejahteraan – Pita yang berkelok : kedinamisan dan keluwesan. – Warna merah : semangat, keberanian dan perjuangan – Warna kuning keemasan : kejayaan Islam • Makna “Senantiasa memiliki semangat yang suci dan ikhlas untuk membina dan melayani ummat sesuai fitrah kewanitaan, untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan demi cita-cita tertinggi yaitu kejayaan Islam ” Fungsi-fungsi SANTIKA 1. FUNGSI PEMBINAAN 2. FUNGSI PENGAMANAN 3. FUNGSI PELAYANAN 4. FUNGSI REKRUETMEN

Selasa, 29 Mei 2012

GALERI TFT DAKSAR I

ini mau ikut TFT DASAR I
ini materi Kesantikaan oleh ukhti Imma ( ketua santika jatim)
INI Materi tentang radio komunikasi
mau repling
ini lagi nunggu peserta lain jadi foto-foto dulu deh delegasi dari malang

Kamis, 17 Mei 2012

JIDDIYAH, ciri kader MILITAN

Tujuan da’wah jangka panjang adalah khilafah fil ‘ardl. “Memimpin dunia.” Untuk mencapai cita-cita besar itu diperlukan umat yang kuat dan hebat berbasis pada kader-kader militan yang bercirikan penuh keseriusan. Mereka mengutamakan kerja daripada hanya sekedar pandai mengkritik, berinisiatif daripada hanya menunggu perintah, memahami betul apa tugas dan perannya dalam hidup ini, dengan disertai usaha maksimal disertai dengan pendekatan diri kepada Allah dalam rangka meraih bimbingan dan pertolongan-Nya. Definisi jiddiyah adalah: menjalankan tugas-tugas syar’i, tarbawi, tanzhimi, dengan cepat, tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta dapat mengatasi hambatan yang dihadapinya demi terlaksananya tugas tersebut secara optimal. Syarat-Syarat Jiddiyah Dari definisi di atas, maka jiddiyah memiliki 5 syarat: 1. Al-istijabah al-fauriyah (responsif) 2. Al-azmul Qowiy (kesungguhan yang kuat) 3. Al-mutsabarah (tabah dan ulet) 4. Taskhiru kullil imkanat (mengerahkan seluruh potensi) 5. Mughalabatul ‘adzar (dapat mengatasi segala permasalahan hidup) Al Istijabah Al Fauriya Kader militan adalah kader yang ketika mendapat tugas dan mendengar perintah dari qiyadah (pemimpin, murobbi, atau pembina) meresponnya dengan cepat-cepat tanpa ragu atau berkomentar, karena ia memahami bahwa tugas dan perintah yang datang dari qiyadah adalah untuk segera dilaksanakan bukan untuk didiskusikan. Demikianlah para sahabat memahami perintah ketika turun ayat yang mengharamkan khamar (Al-Maidah : 90-91). Begitu mereka mendengar perintah untuk meninggalkan khanar langsung mereka tinggalkan seraya berkata intahaina.. intahaina.. (kami telah tinggalkan, kami telah tinggalkan). Contoh lain tentang perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsho ke Masjidil Haram (Al-Baqarah: 143). Disaat mereka sedang sholat datang berita tentang berubahnya arah kiblat, mereka langsung berbalik arah dari menghadap utara (arah Baitul Maqdis) menjadi menghadap selatan (arah Ka’bah) sehingga masjid tempat mereka sholat saat itu diberi nama Masjid Qiblatain (masjid dua qiblat). Dan contoh yang ketiga adalah mengenai para sahabat wanita dalam melaksanakan perintah menutup aurat (hijab) (QS An-Nur 31). Begitu mereka mendengar perintah memakai hijab melalui para suami mereka, langsung mereka laksanakan perintah itu. Selain itu masih banyak contoh-contoh lainnya. Al Azmul Qowiy. Aktifis dan kader dakwah harus memiliki semangat dan kesungguhan yang kuat, karena amanah yang diembannya sangat berat. Di antara do’a Rasul : “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ketidak berdayaan dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang membelenggu dan tertindas oleh orang yang jahat.” Dan Umar bin Khattab berdoa, “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ketidakberdayaan orang sholeh dan keberdayaan orang jahat.” Di dalam surat Ali-Imran ayat 146 Allah telah menjelaskan sifat kader militan: ” Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. ” Para sahabat yang baru saja selesai perang uhud dalam kondisi luka-luka dan belum sempat istirahat menerima tugas baru yaitu mengejar pasukan musyrikin Quraisy dalam perang Hamra Al Asad, mereka melaksanakan perintah qiyadah (Rasul) walaupun harus dengan menandu dan menggendong sebagian sahabat yang tidak mampu berjalan. Kita tahu betapa sahabat Mush’ab bin Umair pada perang Uhud membawa panji pasukan Islam. Tangan kanannya putus terkena pedang musuh, lalu panji dipegang dengan tangan kiri, tangan kirinya putus kemudian ia merangkulnya dengan kedua sikunya dan ia terus maju sampai syahid. Al Mutsabarah Kerja da’wah adalah kerja besar yang tak kan berakhir kecuali dengan kematian. Perjalanan dakwah penuh dengan ujian, cobaan, tantangan dan rintangan. Tidak ada yang sanggup menjalaninya kecuali orang-orang yang telah menjadikannya tugas pokok dan utama yang tidak bisa dikalahkan dengan tugas apapun, keberlangsungan dakwah menjadi fokus perhatiannya seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah, beliau tidak mengenal lelah, letih, capek, jenuh, atau malas. Beliau tidak pernah menyerah atau mundur. Ketika orang-orang kafir Quraisy musuh dakwah mengancam untuk menghabisi nyawanya, ia berkata: “Demi Allah, sekalipun mereka dapat meletakkan matahari di samping kananku dan bulan di samping kiriku, aku tidak akan berhenti berdakwah dan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku mati di jalannya. Para sahabat generasi terbaik yang langsung di bawah arahan Rasul meneruskan jalan Rasul. Mereka berdakwah dengan meninggalkan kampung halaman, negeri dan tanah air, isteri, anak, dan harta benda sehingga panji Islam berkibar di seluruh dunia. Kehidupan mereka adalah jihad yang tak henti-henti dan pengorbanan yang tanpa batas dalam membela Islam. Taskhir Kullil Imkanat Da’wah menuntut para aktifis dan kader untuk mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki berupa pemikiran, harta, waktu, tenaga, jiwa dan raga. Sehingga tidak ada potensi yang dimilikinya kecuali telah diberikan untuk kepentingan dakwah. Saat ini sebagian kader belum maksimal dalam memperjuangkan dakwah. Kita baru memberikan sisa potensi untuk dakwah, sisa waktu, sisa pikiran, sisa tenaga, dan sisa dana. Sehingga hasilnya pun belum terlihat nyata. Allah telah mengingatan kita: “Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah, Rasul-Nya, dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah 24). “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah 111) Mughalabatul ‘Adzar Amanah dakwah hanya dapat diemban oleh orang-orang yang memiliki azimah (idealisme yang tinggi) bukan orang yang memilih tujuan yang rendah, senang dengan hidup santai dan rileks, memilih istirahat dan tidak mau susah. Da’wah hanya dapat dikerjakan oleh orang yang dapat mengalahkan udzur bukan pandai membuat udzur, berupaya maksimal untuk terus aktif di medan jihad dan memberikan kontribusi yang terbaik buat dakwah. Salah satu contoh sahabat bernama Amru bin Jamuh, seorang tua renta yang kakinya pincang dan nyaris buta. Begitu mendengar seruan jihad, ia langsung menyatakan ingin bergabung dalam barisan para mujahidin walaupun ketiga anaknya melarang dengan alasan mereka sudah mewakili keluarga dan sudah sangat cukup udzur baginya untuk tidak ikut jihad. Tapi apa komentarnya? Ia berkata masalahnya adalah surga. “Apakah kalian dapat memberikan jaminan surga buat saya kalau saya tidak ikut jihad?” Hingga akhirnya ia mendapat restu dan do’a dari Rasul. “Ya Allah masukkanlah ia ke dalam surga dengan kakinya yang pincang!” Akhirnya ia mati syahid di medan perang. Ia tidak menjadikan udzur sebagai hambatan dan penghalang untuk ikut berperang. Walaupu tidak bisa angkat senjata, tapi dengan ia bergabung ke dalam barisan mujahidin, ia dapat menambah jumlah tentara. Walaupun ia tidak berhadapan langsung dengan musuh, ia dapat menjaga barang-barang milik tentara di belakang. Ia selalu berpandangan positif ingin memberikan kontribusi langsung dan nyata untuk dakwah. Urgensi Jiddiyah Jiddiyah merupakan sifat asasi serta akhlak yang harus dimiliki oleh kader dan aktifis dakwah yang telah berbai’at kepada Allah, menjual dirinya untuk hidup dan mati demi dakwah. Jiddiyah dalam dakwah merupakan suatu keniscayaan, karena hanya dengannya amanah risalah dan kewajiban dakwah akan dapat diemban dan terealisasi dengan maksimal. Ciri-ciri Jiddiyah: 1. Menjaga dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan berguna untuk dakwah. 2. Menghindari dari banyak bergurau dan bercanda. Di antara wasiat Imam Al-Banna adalah: “Janganlah kamu bercanda karena umat yang sedang berjihad tidak mengenal canda. Demikian juga dengan Sholahuddin Al-Ayyubi yang berkata: “Sungguh saya malu kepada Allah melihat saya tertawa sementara Baitul Maqdis sedang berada dalam genggaman orang-orang salibiyin. 3. Memilih azimah ‘idealisme’ yang berat dan tifak memilih kemudahan-kemudahan karena dakwah tidak tegak di atas rukhsah. 4. Melaksanakan tugas dengan segera, tidak menunda pekerjaan hari ini sampai besok, tidak lambat dan tidak malas. 5. Selalu mengintrospeksi diri, memperbaharui janji kepada Allah dan selalu istighfar serta taubat atas segala dosa dan kesalahan. 6. Dalam kondisi siaga selalu menanti perintah. Ikhwah fillah, jadilah aktivis harokah dan praktisi dakwah. Jadilah orang yang terlibat di dalamnya, bekerja secara produktif. Dan jangan menjadi orang yang pandai mengkritik. (Mjlh Tarbiyah) Ustadz Abdul Muiz M.A. http://pkspringsewu.org/?p=494

Manfaat Air Putih

Banyak orang sering melupakan salah satu komponen yang paling penting bagi tubuh ini. Mengkonsumsi air secara cukup yaitu 8 – 10 gelas setiap hari berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan juga mempercantik kulit. Tidak hanya itu, masih banyak lagi manfaat baik yang bisa didapat dari minum air putih. Berikut ini adalah beberapa diantaranya : 1. Minum air cukup dapat memperlancar sistem pencernaan sehingga anda terhindar dari masalah – masalah pencernaan, seperti sembelit. 2. Detoksifikasi. Air membantu mengeluarkan berbagai sisa metabolisme dan zat racun dari tubuh melalui saluran kemih dan kulit. Oleh karena itu, minum air putih yang cukup juga dapat membantu mencegah timbulnya jerawat di wajah. 3. Menjaga kesehatan kulit. Air membantu memelihara kelembapan kulit terutama jika anda sering berada di ruangan ber – AC. Karena saat kekurangan air, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut ( keriput ). 4. Pembentuk sel dan cairan tubuh. Air adalah komponen utama sel ( 70-85% ) yang berperan penting dalam pembentukan cairan tubuh, seperti darah. 5. Pelumas sendi. Air juga berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak dengan baik dan meredam gesekan antar sendi. http://sehatcantik.info/09/manfaat-baik-air-putih.html

waktu ke arjuno

ini foto-foto pendakian ke gunung arjuno.. walau belum sampe puncak tapi kita beroleh banyak hikmah
nah ini foto bareng kita ketika hendak turun... kita hanya sampe pos dua aja siih tapi seru abis
ini persiapan menjelang muncak
ini naik ke atas nyari sumber air minum dan cari gambar yang pas untuk foto :)

Jadilah Kader Terlatih oleh Ust Hilmy

BANDUNG – Partai Keadilan Sejahtera adalah partai kader. Pimpinan PKS di berbagai level tidak boleh lelah menyiapkan seluruh perangkat-perangkat kaderisasi. Kader-kader PKS harus menjadi kader-kader terlatih agar sanggup menghadapi segala bentuk kompetisi. Hanya kader-kader terlatihlah yang sanggup memikul beban dakwah. Demikian wejangan (taujih) yang disampaikan Ketua Majelis Syuro PKS, KH Hilmi Aminuddin dihadapan fungsionaris Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS Bidang Wilayah Dakwah Banten, DKI Jakarta, dan Banten (Wilda Banjabar) belum kama ini di Padepokan Madani, Lembang Bandung. Menurut Hilmi, dalam setiap merancang program atau rencana kerja, maka terlebih dahulu harus melihat kedalam atau internal organisasi. Sebab dengan mengenali potensi internal itulah nantinya bisa diperhitungkan apa saja langkah-langkah keluar organsasi. Berbicara tentang potensi internal, lanjut Hilmi, maka sejatinya yang utama dan pertama adalah kader. Sebagai partai kader, maka kewajiban segenap aktifis PKS harus mempersiapkan perangkat-perangkat kaderisasi partai. Sebuah keniscayaan jika setiap fungsionaris partai kader terlibat penuh dalam langkah-langkah panjang menyiapkan kader. Kalau bukan organisasi kader, tidak ada perlunya menyiapkan langkah-langkah begitu panjang, menyiapkan personel dakwah. Dan sudah barang tentu, output yang diinginkan adalah kader-kader terlatih di segala bidang. Jika dia lebih condong atau diproyeksikan ke bidang sosial, maka jadilah kader yang terlatih dan menguasai persoalan-persoalan di bidang sosial. Jika dia menjadi politisi baik sebagai anggota legislatif maupun kepala daerah, maka dia harus terlatih saat berhadapan atau berkomunikasi dengan publik. “Politisi harus bisa menguasai public speaking, sebagai bagian dari komunikasi dengan rakyat luas. Saya sering mendengar, masih banyak aleg-aleg kita banyak yang tidak “bunyi” di DPR/DPRD. Atau kalaupun bunyi malah meninggalkan persoalan,” ujar Hilmi. Indonesia di era demokrasi seperti saat ini menyajikan ruang dan peluang terbuka bagi siapapun. Bagi PKS, demokrasi bisa dimaknai sebagai ruang-ruang yang harus dimasuki untuk mendapatkan peluang-peluang yang terbuka itu. Dan untuk bisa menangkap banyak peluang itu diperlukan keterampilan dan kualitas agar bisa berkompetisi. Sebagai kader dakwah, maka kader PKS harus siap berkompetisi untuk menjadikan al haq (kebenaran) menjadi sesuatu yang dominan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebaliknya jika gagal menampilkan al haq dalam pentas kehidupan bangsa, maka kebatilanlah yang akan dominan dan menguasai kehidupan bangsa ini. Sebagai syarat memiliki daya saing, pengalaman di lapangan sebagai medan latihan, adalah hal mutlak untuk menghasilkan kualitas dan profesionalitas dalam berkompetisi. Oleh karena itu jangan pernah lewatkan berbagai sarana latihan termasuk melatih kepedulian dan keterampilan membantu masyarakat di lokasi-lokasi bencana. Dalam mitigasi bencana itu dibutuhkan kesiapsiagaan, kemampuan berkoordinasi serta menyelesaikan masalah di lapangan. Dan itu adalah sarana terbaik untuk meningkatkan capacity building kader. Ibarat intan sinarnya akan muncul jika selalu digosok. “Saya terkesan dengan sebuah kalimat yang terpampang di gedung Markas Kopassus TNI AD, Cijantung yang berbunyi, kami bukan prajurit terbaik namun kami adalah prajurit terlatih”, demikian Hilmi menyontohkan. Ia pun meminta Wilda mendorong struktur di wilayah-wilayah maupun di daerah-daerah agar mempersiapkan kader-kadernya dengan berbagai macam pelatihan-pelatihan. Hal itu dimaksudkan agar kader memiliki kemampuan qudrot ala tahammul atau kemampuan memikul beban. (SL) http://www.pksjatim.org/pks-muda/

Diksar 2

ni Foto-foto diksar 2 SANTIKA JATIM JANUARI 2010
NI foto bareng teman-teman satu kelompok... sebenarnya ada dua orang yang ikut diksar dua yang dari kabupaten malang namun satunya udah ga di kabupaten malang lagi
ini kita lagi main paintball.... subhanallah suasana nya serasa di palestina luar biasa, dan alhamdulillah kelompok kami menang dua kali... aaah jika mengingat foto ini jadi greget ini bergerak lebih luas... SEMANGAT !!!!!
INI moment akhir pengambilan slayer... heheeee.... akhwat-akhwat naik pohon... hihiiii.. malu sebenarnya.. aah gpp ini bisa sebagai latihan jika ntr terjadi sesuatu dengan dakwah ini dan kita perlu melakukan hal seperti itu untuk mengamankan agama ini.. sooo siapa takut.... menjadi akhwat bukanlah penghalang untuk terus bergerak

teladan Shabiyah dalam dakwah dan jihad

a. Ummu Sulaim (Rumaisha binti Malhan), istri Abu Thalhah dakwatuna.com - Anas berkata: “Abu Thalhah datang untuk meminang Ummu Sulaim, Ummu Sulaim berkata: “Sesungguhnya tidak patut bagiku untuk bersuami dengan orang musyrik. Apakah engkau tidak tahu wahai Abu Thalhah, sesungguhnya Tuhan-Tuhan yang engkau sembah itu adalah hasil pahatan seorang tukang batu dan sesungguhnya jika engkau menyalakan api pada tuhan-tuhanmu, maka ia akan terbakar.” Kemudian Abu Thalhah pergi meninggalkan Ummu Sulaim dan ada sesuatu terjadi di hatinya setelah mendengar perkataan Ummu Sulaim. Berkali-kali abu Thalhah datang untuk meminangnya, tapi jawaban Ummu Sulaim tetap sama, sampai akhirnya hidayah Allah datang, Abu Talhah masuk Islam, dan keislamannya menjadi mahar pernikahannya dengan Ummu Sulaim. Dari hasil pernikahannya, lahirlah putra-putri yang semuanya hafiz Qur’an. b. Ummu Suraikh Ummu Suraikh Ghaziyah binti Jabir bin Hakim dengan kesabarannya, mengisahkan orang yang menyiksanya: Ibnu Abbas berkata: “Islam telah masuk ke dalam lubuk hati Ummu Suraikh, ketika ia berada di mekah. Akhirnya ia pun masuk Islam. Kemudian secara diam-diam ia masuk ke dalam golongan wanita Quraisy, ia pun membujuk wanita itu, hingga akhirnya masuk Islam. Misinya diketahui oleh penduduk mekah, mereka membawanya kepada Ummu Sulaim dan berkata: Jika bukan karena kaummu, kami pasti sudah membunuhmu” Kaum Mekah kemudian membawanya di atas unta tanpa satu alas pun. Mereka membiarkan aku di tengah padang pasir yang luas dan panas selama 3 hari tanpa makan dan minum. Mereka beristirahat, dan ketika mereka beristirahat Ummu Sulaim mendapatkan sesuatu jatuh dari atas, yang ternyata adalah ember yang berisi air, sehingga ia minum sampai cukup, dan menyegarkan badan dan pakaiannya dengan air tersebut. Ketika kaum Quraisy terbangun, dia kaget, karena mendapatkan Ummu suraikh dalam keadaan segar dan basah oleh air, dan menuduh bahwa ia telah mengambil air milik mereka. Anas bin Malik RA berkata: “Rasulullah SAW pergi berperang bersama Ummu Sulaim dan para wanita kaum Anshar. Jika perang telah usai, para wanita itupun memberi minum kepada bala tentara. Mereka juga mengobati tentara yang terluka.” (HR. Muslim). Rabbi binti muawid berkata: “Kami ikut perang bersama Nabi saw, Kami memberi minuman kepada bala tentara, melayani mereka, membawa para syahid yang terbunuh, dan orang-orang yang terluka untuk kembali ke madinah.” (HR. Bukhari)