Sabtu, 21 Mei 2011

Kesaksian-Kesaksian..... dari ust Hilmi hingga detik.com (in memoriam, Yoyoh Yusroh)

Usai mensholatkan jenazah (alm) Yoyoh Yusroh, Ust. Hilmi Aminuddin (Ketua Majlis Syuro DPP PKS) menceritakan kisah hidup bunda Yoyoh. Terbata-bata. Sembab. Ust Hilmi bertutur:

“Saya kenal sejak pertengahan 80-an, saat beliau masih mahasiswi IAIN Ciputat. Tak hanya mendengarkan ceramah, Yoyoh komitmen untuk ikut dalam gerakan dakwah. Dia tak hanya mendengar tapi berbuat.”

“Ketika saya dipenjara Soeharto Orba 2 tahun, dia sabar terus dakwah. Keluar penjara, saya dilapori perkembangan dakwah dari beliau.”

"Suatu saat ketika sudah siap untuk menikah Yoyoh meminta dicarikan. Yoyoh bilang "yang menjadi suami saya adalah yang dipilih oleh jama'ah dan da'wah."

“Kehilangan Yoyoh adalah kehilangan bagi dakwah internasional. Saya dapat ucapan takziah dari seluruh dunia. Dari jalur Gaza, mujahidin Palestina semua berdoa utk almarhumah. Pasukan perdamaian TNI di Darfur Sudan juga kirim takziah.”

(Yoyoh menjadi anggota dewan 3 periode sejak 1999. Pernah di komisi pendidikan, agama, terakhir di Komisi I (militer dan internasonal). Yoyoh berhasil menembus blokade Israel dan membawa bantuan masyarakat Indonesia ke jalur Gaza dan membantu buat rumah sakit di Gaza. Begitu pula di Sudan dengan misi perdamaian.)


....

Tak hanya anggota fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saja yang merasa kehilangan sosok almarhumah Yoyoh Yusroh. Anggota Partai Demokrat Ruhut Sitompul juga mengatakan sangat kehilangan atas kepergian wanita yang dikenal bersahaja tersebut.

“Orang baik memang selalu cepat dipanggil,” ujarnya saat ditemui di rumah duka, di Komplek DPR, Kalibata, Sabtu (21/5).

Menurutnya, Yoyoh adalah sosok yang sangat bersahaja. Ia juga dikenal mudah bergaul dengan siapa saja. Tak hanya kerap memperhatikan kinerja anggota fraksinya saja, Yoyoh juga sering memberikan motivasi pada fraksi lain.

“Orangnya sangat familiar. Di DPR juga ia bergaul dengan semua,” tambah Ruhut.

Pria kelahiran Medan tersebut juga menuturkan Yoyoh yang memiliki 13 anak juga berhasil dalam mendidikan putra putrinya. Ia menilai, semua anak dari Yoyoh merupakan sosok yang berhasil. (Republika)

....

Cerdas, Santun dan Rendag Hati. Inilah penilaian Tantowi Yahya ketika menggambarkan sosok Yoyoh Yusroh. Sebagai sesama anggota komisi I DPR RI yang membidangi masalah internasional, anggota dari fraksi Golkar itu sangat mengagumi Yoyoh.

Ditemui di lokasi persemayaman almarhumah, di komplek perumahan DPR, Kalibata, Jakarta Selatan, Tantowi mengaku sangat terkesan dengan sosok almarhumah. “Beliau adalah sosok yang sederhana, bersahaja, dan cerdas.”

Menurut Tantowi tidak ada sifat–sifat sirik dan benci yang biasa dimiliki oleh seorang politisi terhadap temannya dalam satu komisi. “Bagi bu Yoyoh, tidak ada kompetisi dalam teman sesama anggota satu komisi,” Hal ini diketahui Tantowi setelah bergaul dan bekerja cukup lama dengan ibu tiga belas anak tersebut. “Selain itu, beliau juga bukan orang yang pelit pujian. Kalau ada orang yang bertanya dan pertanyaan tersebut bagus, maka beliau langsung memujinya.”

Tantowi juga menambahkan, sebagai orang yang terhitung baru di dalam komisi I DPR RI, Yoyoh termasuk orang yang mudah beradaptasi dengan tugas pokok dan teman sesama anggota komis. “Padahal tugas pokok komisi I dan komisi VIII tempat beliau semula sangat berbeda,” ujarnya.

Menurut Tantowi, tidak hanya PKS saja yang kehilangan sosok wanita yang meninggal pada usia 49 tahun itu, tapi juga seluruh bangsa Indonesia. Almarhumah juga dinilai sebagai sosok yang sangat fokus terhadap isu Timur Tengah dan ketenagakerjaan. “Kalau untuk Timur Tengah, beliau sangat fokus terutama pada isu Palestina,”. Sedangkan untuk isu ketenagakerjaan, Tantowi menilai kepedulian Yoyoh disebabkan karena banyaknya jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. (Republika)

....

"Kalau kita pernah ngobrol dg ustadzah Yoyoh Yusroh mk pasti kita akan merasakan semangat dakwah yg begitu menyala-nyala. insya Allah nyala semangat beliau akan terus diwarisi oleh mujahidah2 dakwah lain, termasuk yg blm lahir. selamat jalan, mujahidah yg istiqamah.. (Abdul Wahid Surhim, Kaderisasi DPP)

...

48 jam sebelum wafat, Ustadzah Yoyoh Yusroh sms pada seorang sahabatnya:
"Ya Rabb, aku sedang memikirkan bagaimana posisiku kelak di akhirat.... Mungkinkah aku brdampingan dg Khadijah ummul mukminin, atau Aisyah yang hafal 3500 hadits atau Ummu Sulaim yang sabar, atau Asma’ yg pandai menyiapkan kendaraan perang suami dan menyemangati putranya utk jihad. Ya rabb, tolong beri kekuatan agar bs berbincang dg mereka kelak di taman firdaus."

Ini sms #Bunda Yoyoh 48 jam sblm wafat.

"Dan saya bersaksi, ia adalah salah satu hambaMu yang paling hamba, ya Rabb. Sungguh, saya tak pernah mengenal muslimah lain di negeri ini yang hidupnya lebih produktif dan efektif daripada beliau. Semoga Engkau memberi beliau tempat terbaik dan terindah di sisiNya. Amin." (Helvy Tiana Rosa)

....

"Ya Allah ya Rabb, Sy aboebakar alhabsyi bersaksi bahwa ustadzah yoyoh yusroh adalah min ahlilkhoir dan seorang mujahidah daiyah." (Aboe Bakar Al-Habsy, aleg PKS DPR RI)

....

"Ya ALLAAH dg segala kelemahanku aku bersaksi bhw ustzh Yoyoh adalah Da'I n Mujahidah, ikhlas berjuang, rendah hati n jauh dari riya n sum'ah." (Nabiel Al-Musawa, aleg PKS DPR RI)

....

Enam tahun yang lalu saya dan istri bertemu seorang ibu yang baik hati dalam penerbangan b.aceh-medan, beliau menyapa kami "kalian pengantin baru kan?" Saya dan istri mengangguk tersenyum malu tidak menyangka ada yang mengenal kami berdua sebagai pengantin baru. Beliau bertanya lagi "kalian relawan tsunami Aceh kan?". "Betul Bu". Saya pun semakin bingung kok beliau banyak tahu tentang kami. Beliau memperkanalkan diri "Saya Ibu Yoyoh". Masya Allah seorang tokoh muslimah dari PKS begitu akrab menyapa kami. Itulah awal kami mengenal beliau. Hari ini Bu Yoyoh sudah kembali ke pangkuan ilahi, Innalillahi wa inna ilaihi Rajiun. (Wahyu de Mattawang)

....


Salim A Fillah (twit):

• Hanya berkesempatan beberapa kali jumpa Bunda Yoyoh, saya selalu berada dalam perasaan antara takjub & malu. Satu saat, sebelum suatu acara di mana #Bunda #Yoyoh & P' Budi Dharmawan menjadi pembicara serta saya sebagai moderatornya;

• Di belakang panggung tersaksikan suami-isteri itu bergandengtangan, saling bertatap sambil tersenyum, & saling menyimak-ulang hafalan Al Quran! MasyaaLlh.

• Saya bertanya, berapa Juz masing-masing mereka membaca Al Quran seharinya? Kata Bunda Yoyoh, "Sangat kurang dibanding apa yang harus kami penuhi selayaknya. Hanya 3 Juz."

• Saya: "Bukannya P' Budi & Bunda Yoyoh sibuk sekali, bagaimana bisa menyempatkan sebanyak itu?"

• "Justru karena sibuk & banyak hadapi aneka persoalan serta begitu beragam manusia, maka HARUS memperbanyak Al Quran", kata Bunda Yoyoh.

• Saya juga ingat, P' Budi kalau memanggil Bunda Yoyoh, "Istriku, Cintaku, Kasihku, Sayangku, Yoyoh yang Shalihah!", pun di forum itu.

• Saya bertanya, bagaimana kiat mendidik 13 putra dengan kesibukan seperti Bunda Yoyoh? Jawab beliau; "Mereka milik Allah, kami hanya dititipi. Kami selalu mohon bantuan Pemiliknya untuk menjaga mereka, mendoakan kebaikan di manapun berada. Selebihnya seperti dalam QS An Nisaa' ayat 9, cara membesarkan anak adalah dengan mewujudkan taqwa dalam 'amal & jujur dalam kata."

....

"Sungguh elok Allah berikan kematian beliau. Tdk saja dalam ta'at dlm ibadah, tetapi ta'at kpd manhaj dan jama'ah. Sungguh beruntunglah duhai Bunda." (Irwan Dahlan)

....

"ya ALLAH...jadikan anakku mewarisi keperibadiannya...(ibu yoyoh) amiiin....semoga ALLAH mengganti1000 orang seperti beliau untuk PKS....AMIIN." (Akhmad Kholil)

....

Kesaksian wartawan detik.com (Ramadhian Fadillah) sbgmn dimuat di detik.com:

Dalam tes uji kelayakan calon Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, seorang anggota FPKS meminta agar Panglima TNI memperbolehkan wanita TNI boleh berjilbab. Hal ini sudah diterapkan di Aceh, dan tidak menjadi masalah.

"Kalau bisa wanita bisa berpakaian sesuai aturan agama. Ini tidak akan mengganggu tugasnya," katanya saat itu.

Wanita itu anggota FPKS, Yoyoh Yusroh.

Penulis ingat itu pertama kali penulis berkenalan dengan beliau. Beberapa hari kemudian penulis ditugaskan kantor untuk meliput rombongan Viva Palestina yang akan tergabung dalam Lifeline 5. Kebetulan Ibu Yoyoh memimpin rombongan Viva Palestina dari Indonesia. (Bu Yoyoh berhasil menembus Gaza, sedang penulis tidak berhasil dan kembali ke Jkt)

Penulis bertemu terakhir dengan Ibu Yoyoh saat diundang harian Republika. Beliau mengajak seluruh rombongan untuk bertemu. Dia bercerita bagaimana kondisi di Gaza, semangat orang-orangnya dan optimisme mereka menjalani hidup. Beliau juga bercerita pria-pria berwajah teduh yang menyerahkan hidupnya untuk mempertahankan Palestina. Menjadi Jundullah atau tentara Allah.

Penulis duduk di pojok. Menunduk, menahan air mata mendengar beliau dengan semangat menceritakan itu semua.

Ibu Yoyoh bilang, dia masih ingin kembali ke Palestina. Melakukan tindakan kemanusiaan di sana. Tapi Allah rupanya berkehendak lain. Beliau meninggal saat kecelakaan dini hari tadi.

Hari ini, PKS kehilangan tokoh terbaiknya. Umat Islam di Indonesia juga kehilangan seorang pejuangnya.

Dan samar, entah dari mana penulis mendengar sebuah lagu.. We will not go down in the night without the fight, we will not go down in Gaza tonight..

Selamat jalan Ibu Yoyoh..

pkspiyungan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar