Masyarakat Islam tidak akan pernah bisa kembali pada keagungan dan kepujian masa lalunya selama muslimah tidak diberikan perhatian yang memadai dan penghargaan semestinya. Juga waktu yang cukup dan memungkinkan untuk menunaikan perannya, melaksanakan risalah dan tanggung jawabnya yang mendesak dan signifikan dalam mendidik umat, menyadarkan putra-putrinya untuk mencintai dakwah ilallah, mengerahkan tenaga, pengorbanan, dan darma baktinya dalam seluruh bidang, baik aspek ekonomi maupun sosial.
Secara umum, peran tarbiyah akhwat di era baru ini tetap tidak meninggalkan esensi risalah dakwah sejak masa Rasulullah saw. Bentuk tantangan yang berbeda hanyalah melahirkan bentuk aplikasi amal yang mungkin berbeda. Dapat disimpulkan, peran tarbiyah akhwat yang
utama adalah:
1. Mentarbiyah akhwat sebagai pencetak generasi yang rabbani
Muslimah adalah ibu, saudara perempuan, istri dan putri tercinta, maka dialah yang melahirkan manusia dan mendidik umat. Di pundak muslimah ada beban berat dalam membangkitkan masyarakat dan umat kita. Muslimahlah yang bertanggung jawab mendidik penguasa, dan setiap mas-ul dalam negara. Di belakang setiap masul yang sukses, lagi bertaqwa kepada Allah dalam amal kehidupannya, kita jumpai seorang muslimah, yang malam-malamnya tidak tidur demi untuk mentarbiyah dan mentakwiin mas-ul tersebut; mentakwinnya dengan benar,dan mempersiapkannya dengan bagus demi untuk kebaikan dien dan umatnya.
Proses tarbiyah harus mampu mendidik dan mengarahkan muslimah untuk menjadi ibu pembangunan dan pengasuh rumah yang cerdas. Dialah arsitek yang brilian dalam menata rumahnya, dokter yang cakap dalam menyiasati pertumbuhan dan menyuburkan bangunan rumahnya, dan mendidik anak-anaknya. Dia mampu menciptakan taman kebahagiaan dan kasih sayang.
Muslimah yang tertarbiyah akan mampu mendidik putra-putrinya menjadi generasi rabbani, yang mencintai dan dicintai Allah SWT, yang cinta kepada kebaikan dan benci keburukan. Ibu muslimah mampu menumbuhkan kekuatan anak-anaknya untuk mengembangkan jati diri, mengobarkan semangat jihad dan cinta mati syahid kepada mereka, sehingga hanya Allah tujuan mereka, Al Quran panduan hidup mereka dan jihad adalahjalan hidup mereka, serta kematian fi sabilillah adalah harapan luhur mereka.
2. Mentarbiyah akhwat sebagai annasiru taghyir (agent of change) bagi 120 juta muslimah di Indonesia!
Dakwah kepada Allah merupakan seruan yang paling luhur, tugas yang paling terhormat dan tujuan yang sangat mulia. Dakwah merupakan hal yang pelakunya menempati singgasana paling tinggi yang tidak bisa ditandingi siapapun kecuali oleh orang yang dipilih langsung oleh Allah. Di dunia Allah berikan kebahagiaan kepadanya, dan di akhirat ia dihujani dengan pahala dan ganjaran yang sempurna. Dakwah adalah tugas para Nabi dan Rasul, serta orang-orang beriman, termasuk muslimah di dalamnya! Benar, kemuliaan dan amanah ini tidaklah hanya menjadi milik laki-laki.
Sejarah Islam telah mencatatnya dengan tinta emas, bagaimana para muslimah shalihah terdahulu turut berperan dalam kancah dakwah dan jihad. Pun di masa kini, setiap orang yang menatap kondisi umat kita sekarang, tahu akan kebutuhan yang mendesak terhadap peran muslimah dalam medan dakwah.
Muslimah adalah orang yang paling pantas melakukan tugas dakwah di kalangan wanita. Karena muslimahlah orang yang paling paham akan tabiat, kondisi dan problema wanita. Islam sangat membutuhkan muslimah yang sadar dan peka, yang tahu kebutuhan umat, yang mengerahkan kemampuan untuk membangkitkan muslimah lainnya, mendidik mereka agar iltizam terhadap ajaran diennya, serta punya kepedulian terhadap berbagai kondisi umat Islam.
Pada dasarnya, hasil yang ingin dicapai pada generasi penerus yang rabbani dan masyarakat muslimah khususnya, sebagai hasil dari proses tarbiyah, adalah sama. Tarbiyah menghendaki lahirnya pribadi yang memiliki beberapa karakteristik berikut:
1. Beraqidah lurus
2. Mampu beribadah dengan benar, sesuai syariat Rasulullah saw
3. Memiliki akhlaq yang tangguh dan mampu mengendalikan nafsu syahwat
4. Mampu menunjukkan potensi dan kreativitas dalam dunia kerja
5. Memiliki keluasan wawasan
6. Memiliki kekuatan fisik
7. Mampu senantiasa memerangi hawa nafsunya
8. Mampu mengatur segala urusannya sesuai keteraturan Islam
9. Mampu mengatur dan memelihara waktunya
10. Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain
Kedua kedudukan akhwat di atas -sebagai pencetak generasi rabbani dan anasiru taghyir bagi muslimah lainnya- adalah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisahkan. Tawaazun antara kewajiban dakwah dan rumah tangga merupakan sebuah tuntutan. Muslimah da'iyah yang sadar, harus mengatur kehidupannya serta bersikap seimbang dalam melaksanakan berbagai tanggung jawabnya. Muslimah da'iyah tidak boleh hanya menyibukkan diri dengan amal-amal dakwah namun meremehkan rumah tangga, juga tidak seharusnya muslimah dai'yah hanya berkutat mengurusi rumah dan anak-anak, tapi lupa tugas dakwah dan risalahnya yang luhur.
Dalam rangka menunaikan kedua amanat mulia tadi, seorang muslimah haruslah memiliki bekal yang cukup, agar ia mampu beristiqamah dalam setiap langkahnya. Bekal tersebut antara lain:
1. Niat yang ikhlas
2. Kesungguhan dalam beramal
3. Keteladanan, baik dalam hal hablum minallah maupun hablum minannas.
Selain itu ada beberapa karakter yang asasi dan esensial yang harus dilengkapi seorang muslimah da'iyah, agar perjalanan dakwah dapat berlanjut, amal tiada henti, dan dapat berjuang dengan gigih meraih kemenangan dunia dan akhirat. Jika sifat ini lenyap atau sebagian besarnya punah dari diri seorang muslimah da'iyah, maka ia hanya akan memetik kegagalan dan menyeleweng dari jalan.
Muslimah da'iyah harus mentarbiyah dirinya dengan karakter-karakter berikut:
* Pemahaman yang shahih tentang ajaran Islam sebagai dien yang menyeluruh dan sempurna
* Menjadikan keikhlasan sebagai landasan setiap amal perbuatannya dan menjauhi riya & ujub
* Senantiasa beramal dengan mengerahkan sekuat tenaga dan pengorbanan di jalan dakwah
* Membentengi setiap langkah dengan sifat shabar, baik dalam ketaatan kepada Allah, menjauhi larangan-Nya, dalam mushibah serta dalam menanggung beban dakwah dan menghadapi kesulitan yang dijumpainya di tengah manusia. Shabar dalam mentarbiyah dan mentazkiyah jiwamanusia.
* Menahan diri dari berbagai kelezatan, nafsu dan kenikmatan yang sebenarnya dihalalkan, serta meredam diri dari kesenangan dan pelampiasan ambisi
* Berempati terhadap permsalahan yang didahapi orang lain
* Bersedia menerima nasehat, saran dan gagasan, darimana pun datangnya
* Berpenampilan, bertutur kata dan berperi laku yang paling baik
* Menjadi pelopor dalam bertaqarrub ilallah, paling rajin beribadah, paling banyak dzikirnya, bergegas dalam beramal kebaikan, dsb
Sungguh, jalan tidak sekonyong-konyong terbentang dengan sendirinya di hadapan muslimah, sehingga ia bisa meraih cita-citanya secara sempurna. Namun, ketika hujan turun, yang pertama kali jatuh adalah tetesan, setitik demi setitik yang membesar. Boleh jadi, ini hanyalah sebuah langkah, maka jadikanlah langkah ini sebagai jalan pembuka untuk mendidik generasi masa kini dan yang akan datang sebagai generasi yang rabbani. Saat ini kita tengah membutuhkan seni mencetak generasi dan mengkader orang yang mampu memimpin umat menuju kedudukannya yang asli dan ketinggiannya yang sejati. Apakah kita telah berupaya mengambil peran untuk mewujudkan seni mencetak generasi dan mengkader manusia ini? Pada hari kiamat ada kebinasaan dan penyesalan bagi orang yang lengah dalam dakwah dan tidak menunaikan hak-haknya. Masa depan adalah untuk Islam, dan muslimah yang sadar dan tanggap kelak akan mempersembahkan sumbangsihnya untuk membangun kembali umat ini.
Wallahu 'alam
http://muslimahfe3sakti.multiply.com/journal/item/2/PERAN_TARBIYAH_AKHWAT_DI_ERA_BARU
Selasa, 30 November 2010
Minggu, 03 Oktober 2010
MENUJU KEBERKAHAN INDONESIA
Menuju Keberkahan Indonesia
Disampaikan oleh: ust. Arqom pada tanggal 1 oktober 2010
bertempat di jatim ekspo
Begitu kayanya Indonesia, dengan berbagai kekayaan SDA, Manusia dan juga budaya. Namun sering sekali kita masih kecewa dengan keadaan bangsa ini yang dapat menyebabkan ketiadaan keberkahan bagi bangsa.
Penyebab ketidak berkahan bangsa yaitu:
1.tawuran yang ada dimana-mana
2.kata-kata yang kurang baik
3.pergaulan bebas
4.meningkatnya pengaruh yang merusak diri seperti Sex bebas, narkoba
5.semakin kabarnya moral masyarakat
6.menurunnya prestasi atau etos kerja
7.menurunnya semangat juang dan melupakan spirit juang para pahlawan dan para pendahulu. Guru-guru sering diabaikan dan jarang sekali yang mengingat dan menghargai gurunya.
8.hutang
inilah salah satu problem besar bangsa ini dalam menghadapi kemandirian ekonomi,
sabda Rasulullah: “ aku berjalan untuk melepaskan kesulitan orang lain lebih aku sukai daripada beri’tikaf sepanjang hari di masjid”
ya inilah esensi dari perjuangan bangsa, bangsa ini tak buituh orang-orang sholeh yang hanya pandai beribadah di dalam masjid saja namun pandai beribadah untuk memberikan solusi kebaikan pada negeri ini.
Medan dakwah kita adalah bagaimana kita bisa memuliakan sekitar kita dengan sikap terbaik kita untuk menegakkan kalimatullah.
9.ketidak jujuran
sungguh bangsa ini masih mempunyai banyak ketidakjujuran yang ada dimana-mana, kemudian ketidak jujuran itu yang telah mengakar pada negeri ini sehingga dari ketidakjujuran itu menumbuhkan ketidak berkahan dari Alllah.
Maka disinilah tugas kita para da’I untuk senantiasa memperbaiki bangsa dari mulai dari hal yang terkecil yang selanjutkan dengan amal jam’I akan menghasilkan KERJA-KERJA BESAR.
Aib yang paling kecil bagi seorang muslim adalah yang hanya duduk saja tanpa mengambil peran untuk perbaikan bangsa.
Maka saatnya kita sebagai da’i berperan lebih ekstra dalam perbaikan diri dan masyarakat kita. Saatnya kita merubah tuingkah laku diri dan masyarakat sekitar dan yang kita rubah bukan hanya sekedar masalah ibadah namun masalah keyakinan.
Dimana dari keyakinan ini akan memunculkan perubahan dalam hal pekerjaan, dari pekerjaan itu maka mulailah kita rubah gaya hidup, kedisiplinan
Aspek-aspek perbuhan itu yaitu:
1.KEYAKINAN yang dapat merubah CARA BERFIKIR kemudian dari cara berfikir ini akan menghasilkan GAYA HIDUP dari gaya hidup kebaikan yang dilakukan secara istiqomah akan menghasilkan KERJA YANG LEBIH BAIK. Maka proses-proses perubahan ini menjadi sarana-saran menuju perbaikan bangsa.
2.Membangun Semangat Bergerak
Ya sering sekali kita mendapati kader dakwah yang sulit sekali digerakkan, sulit sekali untuk bersemangat dalam kebaikan bahkan lebih sering dalam kemalasan. Maka tugas kita para da’I adalah senantiasa BERSEGERA DALAM KEBAIKAN jangan pernah sia-siakan kesempatan untuk Berbuat KEBAIKAN, karena hal ini pula yang dapat menjadi parameter da’I dalam merubah diri dan sekitar dengan BERSEGERA dalam KEBAIKAN.
3.Melakukan yang TERBAIK
Melakukan hal yang terbaik adalah salah satu aspek terpenting dalam membangun bangsa yang diberkahi oleh Allah…
Apaun peran kita jikalu kita lakukan dan persebanhakan dengan cara terbaik maka itu menjadi cahaya tersendiri bagi jamaah dan yang jelas bekal terbaik untuk kehidupan akhirat kelak. Walau kita dalam posisi jundi di dalam jamaah jika kita melakukan peran dan tugas kita yang terbaik maka hal itu menjadi cahaya tersendiri.
4.BERLOMBA-LOMBA dalam KEBAIKAN
Semakin banyak PRESTASI KEBAIKAN yang kita lakukan maka semakin mudah jalan untuk ditolong Allah….
BERLOMBA-LOMBA dalam KEBAIKAN sudah menjadi keharusan dalam perubahan bangsa ini.
By: ditulis ditengah kebertugasan di dalam ruang konsolidasi DPC dalam MUSWIL PKS II di JATIM Ekspo..1 oktober 2010
Materi ini disampaikan oleh Ustadz Arqom dengan judul materi “ Menuju Keberkahan Indonesia” semoga bermanfaat,
Disampaikan oleh: ust. Arqom pada tanggal 1 oktober 2010
bertempat di jatim ekspo
Begitu kayanya Indonesia, dengan berbagai kekayaan SDA, Manusia dan juga budaya. Namun sering sekali kita masih kecewa dengan keadaan bangsa ini yang dapat menyebabkan ketiadaan keberkahan bagi bangsa.
Penyebab ketidak berkahan bangsa yaitu:
1.tawuran yang ada dimana-mana
2.kata-kata yang kurang baik
3.pergaulan bebas
4.meningkatnya pengaruh yang merusak diri seperti Sex bebas, narkoba
5.semakin kabarnya moral masyarakat
6.menurunnya prestasi atau etos kerja
7.menurunnya semangat juang dan melupakan spirit juang para pahlawan dan para pendahulu. Guru-guru sering diabaikan dan jarang sekali yang mengingat dan menghargai gurunya.
8.hutang
inilah salah satu problem besar bangsa ini dalam menghadapi kemandirian ekonomi,
sabda Rasulullah: “ aku berjalan untuk melepaskan kesulitan orang lain lebih aku sukai daripada beri’tikaf sepanjang hari di masjid”
ya inilah esensi dari perjuangan bangsa, bangsa ini tak buituh orang-orang sholeh yang hanya pandai beribadah di dalam masjid saja namun pandai beribadah untuk memberikan solusi kebaikan pada negeri ini.
Medan dakwah kita adalah bagaimana kita bisa memuliakan sekitar kita dengan sikap terbaik kita untuk menegakkan kalimatullah.
9.ketidak jujuran
sungguh bangsa ini masih mempunyai banyak ketidakjujuran yang ada dimana-mana, kemudian ketidak jujuran itu yang telah mengakar pada negeri ini sehingga dari ketidakjujuran itu menumbuhkan ketidak berkahan dari Alllah.
Maka disinilah tugas kita para da’I untuk senantiasa memperbaiki bangsa dari mulai dari hal yang terkecil yang selanjutkan dengan amal jam’I akan menghasilkan KERJA-KERJA BESAR.
Aib yang paling kecil bagi seorang muslim adalah yang hanya duduk saja tanpa mengambil peran untuk perbaikan bangsa.
Maka saatnya kita sebagai da’i berperan lebih ekstra dalam perbaikan diri dan masyarakat kita. Saatnya kita merubah tuingkah laku diri dan masyarakat sekitar dan yang kita rubah bukan hanya sekedar masalah ibadah namun masalah keyakinan.
Dimana dari keyakinan ini akan memunculkan perubahan dalam hal pekerjaan, dari pekerjaan itu maka mulailah kita rubah gaya hidup, kedisiplinan
Aspek-aspek perbuhan itu yaitu:
1.KEYAKINAN yang dapat merubah CARA BERFIKIR kemudian dari cara berfikir ini akan menghasilkan GAYA HIDUP dari gaya hidup kebaikan yang dilakukan secara istiqomah akan menghasilkan KERJA YANG LEBIH BAIK. Maka proses-proses perubahan ini menjadi sarana-saran menuju perbaikan bangsa.
2.Membangun Semangat Bergerak
Ya sering sekali kita mendapati kader dakwah yang sulit sekali digerakkan, sulit sekali untuk bersemangat dalam kebaikan bahkan lebih sering dalam kemalasan. Maka tugas kita para da’I adalah senantiasa BERSEGERA DALAM KEBAIKAN jangan pernah sia-siakan kesempatan untuk Berbuat KEBAIKAN, karena hal ini pula yang dapat menjadi parameter da’I dalam merubah diri dan sekitar dengan BERSEGERA dalam KEBAIKAN.
3.Melakukan yang TERBAIK
Melakukan hal yang terbaik adalah salah satu aspek terpenting dalam membangun bangsa yang diberkahi oleh Allah…
Apaun peran kita jikalu kita lakukan dan persebanhakan dengan cara terbaik maka itu menjadi cahaya tersendiri bagi jamaah dan yang jelas bekal terbaik untuk kehidupan akhirat kelak. Walau kita dalam posisi jundi di dalam jamaah jika kita melakukan peran dan tugas kita yang terbaik maka hal itu menjadi cahaya tersendiri.
4.BERLOMBA-LOMBA dalam KEBAIKAN
Semakin banyak PRESTASI KEBAIKAN yang kita lakukan maka semakin mudah jalan untuk ditolong Allah….
BERLOMBA-LOMBA dalam KEBAIKAN sudah menjadi keharusan dalam perubahan bangsa ini.
By: ditulis ditengah kebertugasan di dalam ruang konsolidasi DPC dalam MUSWIL PKS II di JATIM Ekspo..1 oktober 2010
Materi ini disampaikan oleh Ustadz Arqom dengan judul materi “ Menuju Keberkahan Indonesia” semoga bermanfaat,
Minggu, 26 September 2010
silahturahim syawal 2010
26 September 2010
bertempat di bojana puri kepanjen
pukul 9.00-11.30
dalam masa syawal dpd pks kab malang menyelengarakan silaturahim syawal...
berikut msaih sempat menulis hasil tausiyah dari ust. uril
perolehan nilai saat ramadhan..
1. nilai ketaqwaan itu sendiri
ketaqwaan yang memuncak pada sat ramadhan maka apakah setelah ramadhan kita masih bertaqwa?
2. tradisi ta'qorub kepada Allah
maka lestarikanlah kedekatan kita kepada Allah SWT selain bulan ramadhan..
3.keikhlasan telah menutut setiap aktifitas ibadah kita..
4. nilai kedisiplinan
bertempat di bojana puri kepanjen
pukul 9.00-11.30
dalam masa syawal dpd pks kab malang menyelengarakan silaturahim syawal...
berikut msaih sempat menulis hasil tausiyah dari ust. uril
perolehan nilai saat ramadhan..
1. nilai ketaqwaan itu sendiri
ketaqwaan yang memuncak pada sat ramadhan maka apakah setelah ramadhan kita masih bertaqwa?
2. tradisi ta'qorub kepada Allah
maka lestarikanlah kedekatan kita kepada Allah SWT selain bulan ramadhan..
3.keikhlasan telah menutut setiap aktifitas ibadah kita..
4. nilai kedisiplinan
Selasa, 21 September 2010
BERSIAP SIAGALAH
Seiring dengan tuntutan dakwah masa kini dan marhalah yang telah memasuki mihwar muassasy dimana dakwah semakin terbuka, medan dakwah semakin luas dan simpatisan semakin banyak, maka sangat dibutuhkan kader dalam aktifitas di masyarakat, tidak terkecuali kader akhwat.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh-musuhmu….”.
Demikian Allah SWT telah menyampaikan kepada kita tentang janji kemenangan yang akan kita capai dengan menyiapkan segala bentuk persiapan yang kita miliki, harta, jiwa, waktu dan keyakinan kepada janji Allah SWT.
Langganan:
Postingan (Atom)